Diketahui, Diaz tak bertatap muka dengan keluarganya sejak Desember2019 karena disibukkan dengan pelatihan di luar negeri.
Mengutip dari Manila Buletin, Diaz berlatih di Malaysia bersama sang pelatih, Gao Kaiwen, sejak Februari 2020.
Selain itu pandemi Covid-19 yang menyerang berbagai negara di dunia membuat Diaz dan timnya terisolasi di apartemen yang terletak di Kuala Lumpur dan membuat latihan intensnya harus tersendat.
Barulah pada Oktober 2020, Diaz pindah ke Malaka di mana ia tinggal di rumah yang dimiliki oleh ofisial angkat berat Malaysia.
Dari sana Diaz berlatih di Gym. Namun, lagi-lagi Malaysia menerapkan protokol kesehatan yang ketat yang membuatnya tak bisa lagi pergi ke Gym.
Alhasil, Diaz yang tak kehilangan akal berlatih di rumah dan menggunakan garasi serta lahan parkir di mana ia menggunakan peralatan angkat berat menggunakan galon air, seperti yang dinukil dari laman Manila Buletin.
Selama berlatih, Diaz pun tak hanya dihadapkan pada situasi pandemi Covid-19, melainkan juga masalah finansial.
Dikutip dari laman Rappler, Diaz menghadapi krisis keuangan sehingga ia harus meminta dukungan finansial dari perusahaan-perusahaan besar dan sponsor.
Kini, perjuangan dan pengorbanan yang ia lakukan berbuah medali emas untuk Filipina. Status pahlawan negara pun bisa saja tersemat kepada Diaz. Namun, ia tak ambil pusing soal status itu.
Baca Juga: Potret Thet Htar Thuzar, Atlet Myanmar di Olimpiade Tokyo yang Bikin Netizen Salfok
“Saya tak tahun jika saya pahlawan negara. tapi saya bersyukur karena Tuhan membuatku bisa menginspirasi generasi muda dan seluruh masyarakat Filipina untuk berusaha selama pandemi,”tuturnya
Lantas, usai meraih medali emas Olimpiade 2020, kemanakah langkah Hidylin Diaz nantinya?
“Tokyo 2020 adalah Olimpiade keempatku dan bisa jadi (Olimpiade) terakhirku,” kata Diaz disadur dari laman resmi Olimpiade.
“Saya menantikan untuk menikmati hidup karena saya tinggal di Malaysia selama hampir dua tahun, saya bersyukur bisa pulang sekarang dan merayakan bersama keluarga dan orang yang mendukungku,” lanjutnya.
Kontributor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya