“Alhamdulillah bersyukur sekali bisa memenangi pertandingan. Ini bukan laga yang mudah buat kami berdua, apalagi dengan kondisi yang kalian tahu seperti apa,” ujar Sabar, yang mengaku mengalami nyeri otot di kaki dan pinggang menjelang partai puncak.
Reza juga mengungkapkan bahwa sejak babak pertama, kondisi fisiknya belum prima. Namun, motivasi dan semangat untuk tampil maksimal tetap jadi prioritas.
“Sudah di semifinal, jadi nanggung kalau tidak dimaksimalkan. Hari ini saya juga mau fight, apa pun hasilnya saya tetap senang dan bersyukur,” kata Reza.
Selain faktor fisik, motivasi besar pasangan ini datang dari komitmen profesional.
“Kalau kami berangkat tapi tidak maksimal, itu sayang sekali. Dana untuk berangkat itu terbatas, jadi harus dimaksimalkan betul,” ucap Reza.
Menuju partai final, Sabar/Reza bertekad tampil all out.
“Targetnya tentu ingin juara. Tapi kami tidak mau terlalu pikirkan menang atau kalah. Fokus kami ke kondisi dulu. Kalau kondisi bagus, kami bisa berpikir jernih dan menampilkan yang terbaik,” ujar Sabar.
Sayangnya, meski sudah berjuang keras di tengah kondisi fisik yang terkuras, Sabar/Reza belum berhasil memutus tren nirgelar Indonesia di rumah sendiri.
Namun pencapaian mereka tetap patut diapresiasi. Lolos ke final Super 1000 merupakan torehan yang sangat berharga bagi pasangan non-pelatnas ini.
Baca Juga: Tangan Nikita Mirzani Tak Diborgol, Pihak Kejaksaan Selidiki Kemungkinan Ada Perlakuan 'Istimewa'
Mereka juga menunjukkan bahwa ganda putra Indonesia tetap punya potensi bersaing di level tertinggi dunia.
Kini publik berharap momentum positif dari Sabar/Reza ini bisa menjadi cambuk bagi sektor ganda putra Indonesia untuk kembali berjaya di turnamen bergengsi seperti Indonesia Open di masa depan.