Ilmuwan yang berada Cloud Appreciation Society menjelaskan bahwa terdapat fenomena yang disebut dengan ketidakstabilan Kelvin-Helmholtz pada awan berbentuk tsunami.

Awan itu biasanya terbentuk di daerah dataran luas di mana angin dengan cepat mengubah kecepatannya sehingga menciptakan turbulensi.
Awan dengan kerapatan lebih banyak akan bergerak cepat di atas lapisan yang lebih lambat, lebih tebal, dan dapat menyeret permukaan sebelumnya, sehingga menciptakan efek seperti ''ombak''.
Baca selengkapnya mengenai penjelasan ilmiah awan bentuk tsunami di HiTekno.com.