Covid-19: Apa Itu Gelombang Kedua dan Kapan Situasi Ini Terjadi?

BBC Suara.Com
Minggu, 21 Juni 2020 | 18:35 WIB
Covid-19: Apa Itu Gelombang Kedua dan Kapan Situasi  Ini Terjadi?
[BBC].

Pembatasan itu telah menimbulkan gangguan hebat di seluruh penjuru dunia: perekonomian remuk dan anak-anak tak bisa menjalani pendidikan di sekolah. Namun pembatasan ini jelas mampu mengontrol penyebaran Virus Corona.

"Teka-teki utama yang belum terjawab adalah bagaimana mengontrol virus dan meminimalkan dampak terhadap kehidupan sehari-hari," kata Kucharski.

Tidak ada satupun studi yang bisa memastikan apa yang akan terjadi terkait pandemi ini ke depan.

Itulah mengapa sejumlah pembatasan sosial dicabut secara bertahap dan cara baru mengontrol virus corona diterapkan, seperti penelusuran kasus hingga penggunaan penutup wajah.

"Di Inggris dan negara-negara di sekitarnya, situasi buruk dapat cepat terjadi jika langkah-langkah yang diambil melampaui titik kendali," kata Kucharski.

Kondisi itu sudah mulai terjadi di Jerman, di mana 650 orang dinyatakan positif mengidap Covid-19 setelah virus itu mewabah di sebuah rumah potong hewan.

Situasi itu bukan masalah besar jika kluster dapat diidentifikasi dengan cepat dan penutupan wilayah dalam lingkup lokal diterapkan.

Jika strategi itu tak diambil, ratusan kasus positif baru itu dapat berkontribusi memunculkan gelombang kedua.

Korea Selatan, yang mendapat pujian luas atas kebijakan mereka menangani virus corona, kini memberlakukan kembali beberapa pembatasan karena adanya kluster semacam itu.

Baca Juga: Produknya Digemari di Korea Selatan, Volvo Investasi Jangka Panjang

Akankah dampak gelombang kedua sama dengan yang pertama?

Sesuatu yang lebih buruk dapat terjadi jika gelombang kedua ditangani secara keliru.

Nilai R atau rata-rata jumlah orang yang terinfeksi virus adalah 3 pada awal pandemi ini.

Artinya, virus itu menyebar cepat, tapi perilaku kita telah berubah dan kita menjauhi aktivitas sosial. Dampaknya, nilai R sulit mencapai angka setinggi itu lagi.

Kucharski berkata kepada BBC, "Tidak ada negara yang akan mencabut semua larangan dan kembali hidup normal."

"Bahkan negara tak bisa mengendalikan virus corona, seperti Brasil dan India, tidak memiliki R 3,0."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI