10 Fenomena Astronomis Patut Ditunggu selama 2022

Senin, 03 Januari 2022 | 15:08 WIB
10 Fenomena Astronomis Patut Ditunggu selama 2022
Ilustrasi Bulan Purnama. (NASA)

Suara.com - Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) membagikan sejumlah fenomena astronomis yang patut disaksikan selama 2022.

"Kami telah memilihkan sepuluh fenomena astronomis yang wajib kalian saksikan selama tahun 2022," kata Andi Pangerang selaku Peneliti di Pusat Riset Antariksa LAPAN-BRIN, dikutip Senin (3/1/2022).

Setidaknya ada 10 fenomena astronomis yang direkomendasikan LAPAN selama 2022. Berikut rinciannya.

1. Selasa, 4 Januari – Puncak Hujan Meteor Qudarantid

Quadrantid adalah hujan meteor yang titik radiantnya berasal dari konstelasi Quadrans Muralis (kini menjadi bagian dari konstelasi Bootes).

Intensitas maksimum hujan meteor ini sebesar 200 meteor/jam.

Puncak Hujan Meteor Qudarantid. [LAPAN]
Puncak Hujan Meteor Qudarantid. [LAPAN]

Sehingga, dengan ketinggian maksimum titik radian di Indonesia yang bervariasi antara 16,3° (Pulau Rote) hingga 35,8° (Sabang), intensitasnya berkurang menjadi 56 meteor/jam (Pulau Rote) hingga 117 meteor/jam (Sabang).

Quadrantid dapat disaksikan dari arah Timur Laut sejak pukul 04.00 waktu setempat hingga 25 menit sebelum Matahari terbit.

2. Selasa, 5 April – Puncak Konjungsi Mars-Saturnus (0,3°)

Baca Juga: Banjir Rob Jakarta Diprakirakan Semakin Sering Terjadi Karena Siklus Orbit Bulan

Awal Ramadan 1443 Hijriah disambut konjungsi Mars - Saturnus yang dapat disaksikan dari arah Timur saat bersantap sahur pukul 03.00 waktu setempat hingga 25 menit sebelum Matahari terbit.

Fenomena ini sebelumnya pernah terjadi pada 3 April 2018 dan 1 April 2020. Fenomena ini akan terjadi kembali pada 11 April 2024 dan 20 April 2026.

3. 24-29 April – Konjungsi Kuintet Saturnus-Mars-Venus-Jupiter-Bulan

Sepuluh hari terakhir Ramadan 1443 Hijriah ditutup dengan fenomena astronomis Konjungsi Kuintet, yakni lima benda langit yang tampak segaris secara visual sekaligus, Saturnus, Mars, Venus, Jupiter, dan Bulan.

Fenomena ini dapat disaksikan sejak pukul 04.00 waktu setempat dari arah Timur memanjang hingga Tenggara.

Khusus pada 29 April, fenomena ini baru dapat disaksikan sejak awal fajar astronomis atau 75 menit sebelum Matahari terbit.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI