IDC: Pasar Ponsel Indonesia Lesu Akibat Kenaikan Harga Barang Pokok

Jum'at, 17 Juni 2022 | 13:49 WIB
IDC: Pasar Ponsel Indonesia Lesu Akibat Kenaikan Harga Barang Pokok
Ilustrasi smartphone. [Gerd Altmann/Pixabay]

Suara.com - Firma riset pasar IDC mengungkapkan kalau pasar ponsel di Indonesia mulai lesu di awal 2022.

Angka pengiriman ponsel di Indonesia mencapai 8,9 juta unit selama kuartal pertama (Q1) 2022, turun dari 10,8 juta unit pada Q1 2021.

"Pasar smartphone Indonesia mulai lesu pada tahun 2022, menurun 17,3 persen dari tahun sebelumnya atau year-on-year (YoY) dan 13,1 persen dari kuartal sebelumnya atau quarter over quarter (QoQ)," kata Associate Market Analyst IDC Indonesia, Vanessa Aurelia, dikutip dari laman IDC, Jumat (17/6/2022).

Data IDC memperlihatkan kalau hanya Samsung yang mengalami pertumbuhan secara YoY di Q1 2022 dengan persentase 2,9 persen.

Pengiriman ponsel mereka naik menjadi 2,1 juta unit di Q1 2022, dari 2 juta unit di Q1 2021 tahun lalu.

Beda nasib dengan Samsung, empat brand ponsel teratas lainnya justru mengalami penurunan secara YoY.

Pangsa pasar smartphone Q1 2022. [IDC]
Pangsa pasar smartphone Q1 2022. [IDC]

Contohnya Oppo (-26,8 persen), Vivo (-11,8 persen), Xiaomi (-39,9 persen), dan Realme (-12,8 persen).

Menurut Vanessa, alasan lesunya pasar ponsel di Indonesia adalah daya beli konsumen yang rendah akibat kenaikan harga barang pokok seperti bensin dan komoditas, termasuk smartphone.

Kondisi itu juga diperparah dengan rendahnya pasokan ponsel kelas entry-level di pasaran.

Baca Juga: IDC: Samsung Kuasai Pasar Ponsel di Indonesia per Q1 2022, Ditempel Oppo

Ia melanjutkan, ponsel di rentang harga 200 dolar AS atau di bawah Rp 3 jutaan unitnya terbatas karena kendala pasokan chipset 4G.

Hal itu berdampak pada penurunan di segmen entry level hingga 22 persen secara YoY.

Faktor lainnya adalah meredanya pandemi Covid-19 di Indonesia. Disebutkan kalau permintaan kembali normal dari yang sebelumnya melonjak saat pandemi.

Vanessa juga memperkirakan pengiriman ponsel di Q2 2022 selanjutnya bakal lebih rendah ketimbang Q2 2021.

Sebenarnya periode bulan Ramadhan bisa membantu pertumbuhan pengiriman pada bulan April.

Terlebih pemerintah memerintahkan kalau Tunjangan Hari Raya (THR) harus dibayar penuh ke masyarakat.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI