Sebelum Hoax Ransomware BRI, Mr Bert Juga Keliru Soal Data INAFIS

Agung Pratnyawan Suara.Com
Jum'at, 27 Desember 2024 | 14:58 WIB
Sebelum Hoax Ransomware BRI, Mr Bert Juga Keliru Soal Data INAFIS
Ilustrasi keamanan siber. [Pixabay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Serangan Ransomware di BRI Ternyata Salah

Mr Bert. (tiktok/realmrbert)
Mr Bert. (tiktok/realmrbert)

Tidak hanya dari BRI yang memastikan tidak terjadi serangan ransomware, beberapa pihak juga memastikan kabar serangan tersebut salah.

Pakar IT Pratama Persadha yang juga menjabat sebagai Kepala Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC menyampaikan jika kabar mengenai serangan ransomware di BRI tidak terbukti benar.

Pasalnya, layanan perbankan BRI dan mobile banking milik bank negara tersebut tidak mengalami kendala operasional.

Tim CISSReC juga telah melakukan investigasi dan menyebut bahwa informasi serangan ransomware ini hanyalah upaya percobaan dari hacker guna memeras BRI dan membuatnya seolah-olah terkena serangan ransomware.

Pratama juga menemukan bahwa sampel data yang sebelumnya diberikan oleh Bashe Ransomware rupanya serupa dengan salah satu unggahan di Scribd yang dibagikan oleh akun bernama Sonni GrabBike pada September 2020.

"Jika memang grup Bashe Ransomware memiliki data asli dari BRI hasil serangan malware mereka, maka seharusnya mereka mengunggah data tersebut dan bukannya mengunggah data yang sudah pernah diposting di Scribd sebelumnya," ucap Pratama Persadha.

Soal tidak benarnya serangan ransomware di BRI tersebut juga diperkuat pernyataan Teguh Aprianto, yang juga pendiri dari Ethical Hacker Indonesia.

Menurut Teguh Aprianto, data yang dibagikan oleh grup Bashe Ransomware tidak cukup meyakinkan. Selain itu, Teguh juga menilai jika Bashe Ransomware adalah grup yang tergolong baru, sehingga isu serangan ransomware ini terlihat seperti lelucon.

Baca Juga: Ngakunya Pakar IT, Mantan Admin Judi Online ini Berkali-kali Bikin Pernyataan Menyesatkan Hingga Diserang Netizen

"Bashe Ransomware merilis data yang disebut sebagai bukti yang kredibel, tapi datanya hanya satu file Excel dengan 100 baris. Data itu ternyata cocok dengan dokumen yang pernah diunggah di PDFCoffee. Klaim mereka justru membuat grup Bashe terlihat tidak serius," tutur Teguh Aprianto.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI