Menurut dia, salah satu upaya utama adalah memperluas akses internet, terutama bagi sektor pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan.
“Kami berkomitmen untuk mempercepat pemerataan akses internet di seluruh Indonesia agar manfaat ekonomi digital dapat dirasakan secara merata," kata Meutya dalam keterangannya, dikutip Selasa (18/3/2025).
"Oleh karena itu, strategi inovatif dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi harus diterapkan untuk memastikan investasi yang lebih efisien dan inklusif,” lanjut dia.
Saat ini, tantangan utama masih berkisar pada terbatasnya konektivitas. Tercatat 86 persen sekolah di Indonesia belum memiliki akses fixed broadband (Wifi), 38 persen kantor desa belum terhubung ke internet, dan 75 persen puskesmas memiliki koneksi yang belum memadai.
Meutya menjelaskan, investasi di bidang pendidikan, sains, teknologi, serta digitalisasi harus terus didorong. Ia menegaskan bahwa Komdigi memiliki tanggung jawab utama dalam mengakselerasi digitalisasi di sektor pemerintah, ekonomi, dan SDM digital.
Hal ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang ditargetkan mencapai 7-8 persen sebagaimana tertuang dalam Visi Indonesia Digital 2045.
Sebagai sovereign wealth fund (SWF) yang berorientasi pada investasi strategis, Danantara diharapkan dapat memainkan peran penting dalam mendukung penguatan ekosistem telekomunikasi dan digital nasional.
Menteri Investasi, Rosan Roeslani mengungkapkan bahwa investasi dalam sektor digital merupakan langkah krusial untuk meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.
“Kami melihat potensi besar dalam investasi digital, terutama dalam infrastruktur jaringan dan teknologi 5G. Sinergi antara pemerintah dan sektor swasta akan menjadi kunci dalam memastikan pertumbuhan ekonomi berbasis digital yang berkelanjutan,” ujar Rosan.
Baca Juga: Apple dan Google Terancam Diblokir Kominfo? Daftar PSE Jadi Syarat Mutlak