Hingga kini, sebanyak 27.858 lokasi publik telah tersambung dengan internet melalui kapasitas satelit SATRIA-1, sedangkan 6.747 lokasi sudah menikmati sinyal 4G.
![Ilustrasi BTS. [Unsplash]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/17/39259-ilustrasi-bts.jpg)
Selain itu, modernisasi jaringan transmisi juga dilakukan dengan mengganti teknologi VSAT menjadi microwave, sehingga setiap lokasi dapat mengakses layanan dengan kecepatan Committed Information Rate (CIR) hingga 8 Mbps.
Semua ini merupakan hasil kolaborasi strategis bersama Telkomsat untuk menjamin kualitas dan keberlanjutan layanan digital.
Fadhilah Mathar, Direktur Utama BAKTI Komdigi, menjelaskan bahwa peningkatan kualitas jaringan kini sudah mulai dirasakan masyarakat.
“Sejak migrasi kapasitas yang kami lakukan mulai Februari 2025, performa jaringan menjadi lebih stabil," katanya.
Dia mengungkapkan bahwa indikator teknis seperti latency turun dan tingkat packet loss berkurang signifikan. Ini artinya layanan internet semakin handal dan dapat diandalkan.
Menurut Fadhilah, peningkatan kualitas jaringan ini sangat penting bagi masyarakat di pelosok yang sangat bergantung pada akses internet untuk berbagai kebutuhan vital seperti pendidikan, layanan kesehatan, dan aktivitas ekonomi digital.
“Satelit SATRIA-1 yang memiliki kapasitas 150 Gbps berperan sebagai tulang punggung konektivitas di daerah yang sulit dijangkau oleh fiber optic,” tambahnya.
Transformasi digital di wilayah 3T bukan sekadar harapan, melainkan sudah memberikan dampak nyata di berbagai sektor.
Baca Juga: Siap-siap! Prabowo Mau Sediakan Akses Internet 100 Mbps ke Wilayah Terpencil
“Ini adalah hasil kerja kolektif. Pemerintah pusat menyediakan infrastruktur, namun keberhasilan pemanfaatannya sangat bergantung pada dukungan dan peran aktif daerah serta masyarakat,” tutup Meutya.