Diharapkan dokumen kemitraan strategis yang dihasilkan di KAA ini bisa memobilisasi dana internasional selatan-selatan. Kerjasama ini kan butuh dana. Dari mana dananya? Siapa yang punya dana? Amerika, Jepang, Cina. Itu yang harus dimobilisasi untuk memperbesar skala. Selama dana itu dari selatan sendiri, dananya kecil. Tidak akan mempunyai dampak besar. Tapi butuh kerja keras untuk memobilisasi dana itu.
Selama ada KAA, apakah negara pesertanya nyata membantu negara miskin?
Secara ekonomi ada kegiatan yang dilakukan, tapi tidak signifikan. Dana itu sangat terbatas. Itu karena negara berkembang punya prioritas lain yang lebih besar. Anda lihat target besar, ujung-ujungnya butuh dana juga.
Deklarasi KAA yang banyak menyita perhatian adalah dukungan kemerdekaan Palestina. Indonesia ingin berperan penting. Apakah ini bisa terwujud?
Penting juga, karena tekanan yang diberikan oleh dua benua ini sangat kuat. Jadi diperhitungkan Amerika dan Israel. Tapi jangan lupa di dalam negara-negara Asia-Afrika itu ada yang mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel. Nah, dalam hal ini Israel tidak tinggal diam, karena Israel sudah pasti akan melobi untuk menetralisir menyiapkan isu yang tidak memojokkan Israel. Ini sudah dilakukan, saya yakin itu. Sehingga statement yang dikeluarkan itu, okay mendukung pembebasan, tapi tidak terlalu keras.
Karena negara-negara Asia-Afrika itu banyak yang mempunyai hubungan dengan Israel. Semisal, Cina, India, Mesir, Singapura, Thailand, Filipina, Jepang. Mereka punya hubungan diplomatik dengan Israel. Jadi kita tidak bisa mengharapkan statement yang sangat tajam. Tapi nanti keluarnya akan netral sekali. Negara-negara yang menjadi teman Israel di Asia-Afrika ini akan mempengaruhi draf akhir dari statement dukungan kemerdekaan Palestina.
Jangan pikir negara-negara Asia Afrika punya state of mind sama seperti Indonesia. Sangat beragam sekali. Kalau Indonesia bela Pelestina, negara lain tidak akan sekeras Indonesia.
Indonesia menyatakan paling terdepan mendukung kemerdekaan palestina. Apakah ini hanya sekadar basa-basi atau Indonesia mampu?
Sebagai tuan rumah yang mempunyai kepentingan, Indonesia sudah diakui dunia dengan dukungannya terhadap Palestina. Tapi Indonesia ini harus menunjukkan kepada dunia, dengan bicara demi nilai-nilai Dasa Sila Bandung. Kita harus menyampaikan pesan ini. Kita harus menolak penjajahan satu bangsa kepada bangsa lain. Tapi tetap saja untuk menjadi mediator dalam konflik Palestina dan Israel itu tentu yang namanya mediator tidak hanya satu sisi aja. Bagaimana bisa mempengaruhi, menekan israel? Kalau kita bisa lakukan itu seperti yang dilakukan Turki dan Mesir, itu luar biasa.
Kita bisa berbuat banyak untuk Palestina, tapi kalau tidak bisa berbuat apa-apa untuk menekan israel, sama saja dia bangun pemukian, serang Gaza. Kita tidak punya instrumen untuk menekan dia. Turki dan Mesir punya. Karena Israel sangat takut putus hubungan dengan Turki dan Mesir. Karena mereka negara yang berpengaruh di Timur Tengah, maka mereka leading di sana.
Dengan jumlah populasi muslim terbesar, seharusnya Indonesia mampu...
Iya tapi kita tidak punya instrumen untuk menekan dan menyampaikan itu. Karena kita tidak mempunyai hubungan diplomatik kan. Itu bedanya Mesir dan Turki. Misalnya, Israel sangat dirugikan saat Turki mengecam Benjamin Netanyahu. Sulitnya kita, punya kemauan yang baik tapi tidak mempunyai instrumen untuk menekan. Karena kita tidak mempunyai hubungan diplomatik.
Tapi sebenarnya Indonesia itu sebagai satu negara Asia yang menonjol dan pernah memimpin Asia Afrika itu sebenarnya punya instrumen. Kalau dia mau. Anda punya peluang dan instrumen untuk menekan Israel. Caranya kalau Anda punya hubungan dengan Israel, kalau tidak punya. Yah hanya ribut dari jauh saja. Israel nggak dengar.
Sedikitnya, jika tidak mempunyai hubungan diplomatik, Anda punya instrumen untuk langsung kontak dia gitu lho. Kasih tahu ke Israel, kamu jangan lakukan ini lho. Kalau kamu lakukan ini risikonya kayak gini. Nah, kita tidak bisa ngomong dan tidak bisa mengancam.
Apa yang disegani Israel dari Indonesia?