![Kondisi Huntara Tsunami Banten yang merupakan salah satu daerah endemik DBD di Pandeglang. [Suara.com/Saepulloh]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/01/15/90194-kondisi-huntara-tsunami-banten-yang-merupakan-salah-satu-daerah-endemik-dbd-di-pandeglang.jpg)
Beberapa hari lalu kami melihat langsung kondisi hunian sementara (Huntara) korban tsunami, tapi kondisinya sangat memprihatinkan. Mereka (penghuni) menunggu kapan hunian tetap (Huntap) dibangun. Itu bagaimana?
Jadi kita (memang) nggak punya anggaran, karena ini bencana nasional. Jadi memang ini domainnya pemerintah pusat. Pemerintah pusat juga berproses dari BNPB. Kita sudah ada MoU bantuannya dari dana cadangan, ada di Kementerian Keuangan parkirnya. Sehingga barulah di akhir tahun (kemarin) menerima bantuan untuk membantu hunian tetap (Huntap), fasos dan fasum juga, sebesar Rp 74,5 miliar. Ini sedang dalam tahapan lelang, sehingga mudah-mudahan sehabis Lebaran (mendatang) ini mereka punya rumah yang baru.
Mudah-mudahan mereka (warga pengungsi) bisa hidup lebih sejahtera lagi, (lebih) berkah lagi. Tetapi memang mohon maaf, di Huntara ini memang mereka tidak nyaman. Kalau siang panas, (atapnya) pakai asbes. Sehingga mereka kalau siang pulang ke keluarganya, malam (kembali) ke sana. (Tapi) Mereka sekarang sudah bisa beraktivitas kembali untuk mencari nafkah. Ada sebagian yang diputus listriknya karena kami tidak menganggarkan (untuk bayar listrik). Ada juga yang tidak bisa membayar listrik, sehingga diputus listriknya. (Itu) Menjadi permasalahan yang sedang kami tangani.
Dan Insya Allah, kontrak (pembangunan Huntap) nanti pada bulan Maret atau April, selama 120 atau 160 hari selesai terbangun, dan masyarakat korban tsunami bisa memiliki rumah baru. Mohon kesabarannya.
Pandeglang juga diketahui akan mempunyai Geopark Ujung Kulon. Sudah sejauh mana usulan penetapan Geopark Ujung Kulon menjadi Geopark Nasional?
Kami buat branding baru pasca tsunami ini. Kita sedang berupaya untuk (pengusulan) Geopark Ujung Kulon menjadi Geopark Nasional, dan tahapannya sudah kami lakukan hampir 82 persen. Kita punya taman bumi di geopark itu; ada kejadian alam, fenomena jenis bebatuan dari laut yang muncul ke permukaan, dan itu sangat cantik. Banyak situs-situs, air terjun, (itu) bisa menjadi nilai jual, menjadi wisata edukasi dan juga lingkungan. Makanya kami buat branding baru, yaitu Geopark Ujung Kulon menjadi Geopark Nasional. Mudah-mudahan ini menjadi minat khusus para peneliti, (juga) wisatawan mancanegara, untuk bisa melihat keindahan panorama alam di Kabupaten Pandeglang.
Dan tentunya Insya Allah, kalau sudah menjadi Geopark Nasional, tentunya pemerintah pusat dan beberapa kementerian akan "mengeroyok" untuk menurunkan program-programnya. Sehingga bisa bangkit kembali KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Tanjung Lesung dan Geopark Nasional.
Tol Serang-Panimbang yang dibangun juga digadang-gadang untuk mendukung akses pariwisata. Apa yang bakal dilakukan oleh Pemkab terkait ini?
Berarti ada waktu satu tahun setelah ini untuk kami, bagaimana (agar) hasil produk di perikanan, di pertanian, ini tidak hanya hulunya saja yang berproduksi, tetapi juga sampai dengan hilirnya, dengan packaging. Sehingga kemasannya cantik, punya nilai jual yang tinggi.
Baca Juga: Prof Adi Utarini: Berantas DBD Perlu Gerakan Luas dan Terus-menerus
Begitu juga wisata desa. Kampung-kampung sedang dalam renovasi, di-reform agar keindahan alamnya (bisa) dijual, juga pegunungan, (agar) bisa bersepeda gunung atau apa sajalah. Kita bersiasat, agar Pandeglang ini (jadi lebih) dekat, dan ini bisa jadi keuntungan yang sangat besar. Masyarakat Jabodetabek (kan) 24 juta, sehingga punya pilihan yang tidak terlalu jauh untuk datang ke Pandeglang.

Pemerintah pusat juga kabarnya berencana membangun bandara di Pandeglang. Sudah sejauh mana kajian dari Pemkab sendiri?
(Itu) Beriringan simultan dengan (reaktivasi) jalur kereta api, dan jalan tol dan juga bandara. Tentunya menjadi pilihan yang tepat (bagi) pemerintah pusat untuk membangun dua bandara di Banten, yaitu di Banten Utara dan Banten Selatan.
Jadi, saya mendengar di bulan Januari, bahwa melalui Bapak Menteri Perhubungan akan mencari atau menentukan alternatif tiga lokasi di Banten ini. Kalau nggak di Teluk Naga (Kabupaten Tangerang), di Tenjo atau di Pandeglang. (Tapi) Tidak mungkin dekat Bandara Soetta atau dekat dengan Tangerang lagi, atau dengan Serang.
Kami berharap tidak ada disparitas antara Banten Utara yaitu Tangerang dan sekitarnya, dengan Banten Selatan yang tertinggal, yang notabene kita sudah menjadi keluarga besar Provinsi Banten. Saya berharap banyak kepada Bapak Gubernur untuk bisa mengusulkan Bandara Banten Selatan itu di Pandeglang, agar bisa match. Kalau di sana sudah crowded, bisa beralih ke Banten Selatan di Pandeglang.
Sehingga ada lima-enam kabupaten bisa melakukan penerbangan melalui bandara di Banten Selatan. Kami berharap bisa seperti itu, agar balanced antara (Banten) Selatan dan Utara.