Wawancara Khusus Sevo Widodo, Warga Global Pendiri Silicon Bali

Rabu, 27 Mei 2020 | 07:01 WIB
Wawancara Khusus Sevo Widodo, Warga Global Pendiri Silicon Bali
Ilustrasi wawancara Sevo Widodo. [Foto: Instagram @sevowidodo / Olah gambar: Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Opportunity yang kita punya itu sifatnya career oriented, even untuk kerjaan-kerjaan di hostel dan segala macam, lebih career oriented. Not necessarily perlu skill, karena kita juga punya pekerjaan volunteering, reception asal bisa bahasa Inggris atau bahasa lokal dan ada willingness to learn.

Cuma pekerjaan yang kita punya bukan domestic manual worker. Kita gak ada kerjaan bersih-bersih, atau construction.

Apakah banyak mahasiswa Indonesia di luar negeri yang menggunakan platform ini untuk mencari kerja?

Oh pasti. Jujur itu malah jauh lebih gampang. Kita bakal expect paling banyak traffic dari exchange student. Kenapa? Misalnya, orang Indonesia lagi pertukaran pelajar ke Belanda. Kita sekarang lagi ada case orang Indonesia yang sedang pertukaran pelajar di Portugal. Mereka selama pertukaran pelajar di Portugal, tidak mengambil full course load artinya setengah tahun-nya nganggur. Nah, dalam waktu 6 bulan orang ini bukan hanya dapat pertukaran pelajar, tapi balik-balik dia juga dapat work experience.

Jadi, banyak juga pertukaran pelajar dan orang-orang yang udah ada di sana. Ini malah jauh lebih gampang. Logistiknya gak harus pindah. Visa dan birokrasinya gak harus urus lagi.

Sejauh ini jangkauannya sudah ke mana saja?

Total orang yang sudah dapat job hampir 100. Opportunity around the world mendekati 200. Di Eropa baru ada di Portugal, Spanyol, dan Jerman.

Dan sejak kapan berdirinya?

Silicon Bali berdiri pada akhir 2018. Sejauh ini sudah ada beberapa grant yang mendukung kami. Saya mendirikan Silicon Bali di Brasil karena mendapat support dari startup accelerator nomor satu di sana yang juga membantu saya bikin company.

Baca Juga: Agus Sudibyo: Negara Harus Hadir untuk Membantu Pers agar Tetap Hidup

Di Portugal sama, kita dapat opportunity, dikasih cover investment. Tapi so far, karena investment itu gak gede, jadi sampai sekang kita lebih rely on grant sama bootstrapping, karena expenses kita juga gak banyak.

Salah satu secret kita itu karena kita kerja banyak dengan volunteer. Itu yang kita sell di company. Banyak juga yang sign-up, tiba-tiba nge-email kita. Padahal kita bukan mau nyari kerajaan di tempat lain. Kita actually mau volunteer di sana. Dan kita juga banyak orang dari AISEC, jadi betul-betul ngerti gimana cara kerjanya.

Apakah jaringan AISEC dimanfaatkan?

Sebenarnya bukan jaringannya, tapi understanding-nya. Karena AISEC itu benar-benar ngerti gimana cara kita bikin work opportunity yang unpaid di luar negeri untuk bikin itu marketable.

Contoh di Portugal, kita mungkin gak bisa bayar student karena masih perlu full payroll orang yang spesifik. Cuma kita tahu gimana nge-sale opportunity di Portugal, misalnya: 'Come to Lisbon, the fastest tech ecosystem in Europe; tempat di mana di Europe kota yang paling banya sunshine, punya beach, national park.' Jadi benar-benar kita juga sell destination.

Bisa ceritakan background keluarga dan sekolah Anda?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI