Arya Ananda Indrajaya Lukmana: Aplikasi EndCorona Ini Ada Suka-Dukanya Juga

Senin, 22 Februari 2021 | 05:22 WIB
Arya Ananda Indrajaya Lukmana: Aplikasi EndCorona Ini Ada Suka-Dukanya Juga
Ilustrasi wawancara. Arya Ananda Indrajaya Lukmana, pembuat aplikasi EndCorona. [Dok. pribadi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ada juga dari assessment, perannya juga lumayan besar di sini. Itu yang bikin algoritma. Jadi salah satu yang di awal sudah ada juga tim algoritma mas. Kalau dia ini, maka ini, kalau dia ini, maka ini.

Apa pengalaman paling menarik dan tak terlupakan dari awal project sampai sekarang dapat penghargaan?

Respon masyarakat yang positif itu gak terlupakan. Tentunya ada juga strugle-strugle yang dihadapi. Tapi jadi pelajaran juga dan lebih mengingat agar lebih baik lagi. Hingga sekarang ada 50 negara lebih yang sudah pakai.

Cuma memang maksudnya WNI yang lagi keluar negeri, soalnya kita kan hanya ada bahasa Indonesia. Kedubes-kedubesnya menjalin kerja sama juga, lumayan.

Saya masih jadi mahasiswa tingkat 3 di FKUI, saya founder. Dari dulu saya suka buat sesuatu dari dulu. Jadi saya juga founder startup yang saya mulai. Ada yang tidak berbayar, platform belajar Olimpiade.

Mahadata, tim tersebut bantuin buat. Jadi kalau sinergi sama Facebook ngumpulin di lokasi spesifik, terus kita bandingin sama peningkatan kasus Covid-19.

Enggak saya langsung, tapi para petinggi peneliti bertemu dengan Pak Luhut dan Menkes yang baru. Alhamdulillah itu juga sambutannya positif, dan saya juga meneliti teknologi seputar sokre. Saya juga ada agensi semacam freelance tapi ngurus itu.

Kalau saya lahirnya Jakarta, tinggal 1 tahun di Jakarta, lalu ke Cilegon sampai sekarang. SD Al Azhar Cilegon, TK Al Azhar, playgroup di Al Muhajirin, SMP Negeri 1 Cilegon, semuanya saya dapat beasiswa ke Jakarta, lalu ke FKUI.

Ada pesan tertentu?

Baca Juga: Nova Riyanti Yusuf: Pandemic Fatigue Bisa Jadi Hal Serius, Kuncinya di Kita

Jangan lupa download EndCorona. Hehehe.

Sebenarnya, kenapa mau repot-repot bikin aplikasi seperti ini, di tengah mahasiswa sekarang yang begini. Apa karena merasa harus berbuat sesuatu?

Memang saya dari kecil suka bikin sesuatu. Menciptakan sesuatu menjadi hal menarik untuk saya.

Saya dulu SD robotik, SMA saya ketua robotik di Jakarta, SMP ikut kontingen robotik Indonesia beserta beberapa puluh siswa yang lain di Beijing, di Filipina (internasional robotik).

Dalam perjalanan saya suka banget ngoprek-ngoprek. Itu menurut saya pribadi suatu hal yang seru. Makanya pas udah SMA akhir dan kuliah, saya melihat bahkan bikin ini-itu perlu dipikirkan unique, economic-nya. Kalau secara ekonomi tidak memungkinkan dan tidak menarik industri, ya tidak.

Saya dulu juga pernah bikin Dompet Tuna Netra. Dari puluhan peserta, tim saya doang yang anak SMA. Kita buat dompet tuna netra dan itu nggak dipatenin, dan sampai sekarang gak lanjut ke mana-mana juga. Jadi kaya perlu gitu, dalam penciptaan sesuatu ini manfaatnya apa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI