Makanya yang pertama sedang saya prioritas tangani adalah virus coronanya dulu. Pengendalian virus corona ini, apalagi (karena) ada varian baru. Kemudian juga setelah penanganan corona ini dilakukan, saya mencoba mendinamisasi temen-temen OPD. Saya lakukan kaji ulang terhadap rencana kegiatan mereka.
Di bidang pembangunan jalan misalnya, infrastruktur, ketika kita mencoba untuk ketika tidak melakukan pelebaran jalan, maka optimalisasi dari badan jalan yang ada harus kita lakukan. Artinya kalau ada sedikit bahu jalan, sedikit masih tanah, maka akan kita lakukan penetrasi dengan aspal tidak terlalu keras. Dan juga gorong-gorong. Sekarang yang sedang saya mintakan ke PU untuk dilakukan pembenahan gorong-gorong, apakah (itu) ada kegiatannya di APBD atau melalui program lainnya.
Seperti pendidikan, kita lagi mencoba menangani dua hal. Pertama PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) di tengah pandemi ini harus berjalan lancar. Kemudian juga soal belajar tatap muka, juga masih dilakukan kajian-kajian. Kita lihat perkembangan Covid-nya seperti apa. Apakah akan memulai sekolah tatap muka atau seperti apa. Tapi targetnya Juli-lah, tergantung Covid. Kalau Juli Covid-nya naik lagi, jangan sekolah tatap muka. Atau ketika kita buka sekolah tatap muka, Covid naik atau ada kluster baru di pendidikan, itu saya tutup. Saya tidak ragu ambil kebijakan seperti itu.
Kalau kesehatan, otomatis ya. Pandemi ini, teman-teman (OPD) saya mintakan Dinas Kesehatan, jajaran medis, untuk menyemangati mereka dan menegakkan prokes.
Ada integrasi program dengan periode pemerintahan sebelumnya?
Kesinambungan pembangunan itu mutlak bagi proses pemerintahan. Siapa pun pemerintahnya, nyambung atau nggak, meneruskan atau nggak, kesinambungan pembangunan itu mutlak buat pemerintahan. Makanya saya akan melanjutkan apa yang sudah dibangun Bu Airin.
Dalam skala makronya, Bu Airin sudah membangun rumah dan kota kita secara fisik konstruksi. Maka saya akan terus membangun sumber daya yang mengisi rumah tersebut, melalui pendidikan, melalui sandang-pangan, melalui ekonomi mikro, kesehatan, banyak hal. Justru di situ kesinambungannya. Bukan justru Bu Airin membangun jalan di sini, saya membangun jalan di sebelah lainnya. Nggak begitu. Saya orang Bappeda lama ya, jadi buat saya itu mutlak banget, banget. Kalau nggak mutlak, banyak kerugian yang akan diderita dan ditanggung.
Apa program di periode sebelumnya yang harus ditingkatkan lagi ke depannya?
Misalnya pembangunan infrastruktur sekolah dasar dan menengah, itu masih ada beberapa yang belum terealisasi karena keterbatasan anggaran. Itu akan kita lanjutkan. Dan juga di bidang kesehatan. Ibu Airin sudah membangun rumah sakit tipe C di Pondok Aren dan Serpong Utara, saya akan membangun rumah sakit tipe D ke depan. Paling tidak tiga rumah sakitlah.
Baca Juga: Sejarah dan Asal Usul Serpong, Dulu Tempat Perang, Kini Jadi Kawasan Elit
![Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie saat melakukan kunjungan ke fasilitas rumah sakit di daerahnya. [Instagram @benyamindavnie/capture]](https://media.suara.com/pictures/original/2021/05/25/11631-wali-kota-tangsel-benyamin-davnie-kunjungan-ke-rumah-sakit.jpg)
Intinya, dari puskesmas yang ada saat ini, saya tingkatkan kelasnya jadi tipe D. Misalnya Setu, (itu lokasinya) ke Pamulang jauh, ke Serpong jauh, ke Pondok Aren jauh, jadi Puskesmas Setu kita tingkatkan menjadi rumah sakit tipe D. Jadi layanan kesehatan ini kita dekatkan sedekat-dekatnya dengan masyarakat. Jadi konsep sinambungnya begitu. Terkait kesinambungan infrastruktur, ini mutlak, karena kita daerah otonom baru. Kenapa tiga hal tadi? (Karena) Itu layanan dasar, urusan wajib. Itu yang harus dilakukan.
Pembangunan infrastruktur selama 10 tahun pada periode sebelumnya bagaimana, dan ke depan akan seperti apa?
Ya, alhamdulillah ya, dari sisi kuantitatif sudah banyak infrastruktur jalan. Itu sekarang sudah 400 km lebih jalan di Kota Tangerang Selatan milik Pemkot, itu sudah sangat baik dengan konstruksi beton. Kemudian saya nanti akan melengkapi dengan drainase yang maksimal.
Saya sudah bicarakan dengan teman-teman dinas, mungkin 2022 karena anggaran baru berjalan nanti. U-ditch-nya itu, drainase di samping kanan kiri-jalan, kalau sekarang mungkin tingginya hanya 60-80 cm, saya ingin lebih dari itu, misalnya 1,2 meter. Karena untuk memperbanyak daya tampung debit airnya. Karena dengan 60-80 cm ditambah dengan sedimen pasir atau tanah, sendal jepit segala macam, kan makin sedikit air yang dapat tertampung.
Jadi jalan-jalan kita sudah relatif bagus. Tidak mustahil juga nanti untuk menambah nyaman masyarakat, jalan yang sudah dibeton ini saya akan penetrasi ulang dengan aspal yang overlay. Ada beberapa ruas jalan. Dan itu sudah didiskusikan dengan dinas, tinggal gas. Karena membangun jalan baru prosesnya panjang. Saya pengen di kali-kali itu, di garis sempadan sungainya dibangun jalan. Ya, sekarang itu prosesnya panjang lah, nggak mudah itu.
Soal dampak pandemi ke perekonomian, apa yang akan coba dilakukan untuk membangun ekonomi ke depan?