Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie: Kesinambungan Pembangunan Itu Mutlak

Senin, 24 Mei 2021 | 11:53 WIB
Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie: Kesinambungan Pembangunan Itu Mutlak
Ilustrasi wawancara khusus. Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie. [Foto dan olah gambar: Suara.com]

Semua sisi kehidupan ekonomi terdampak banget ya. Angka yang saya dapat, UMKM itu sirkulasi penjualannya menurun hingga 60 persen. Kemudian ekonomi misalnya bisnis kuliner kita, juga itu turun 60-65 persen dari data BPS. Tingkat hunian hotel juga. Sekarang (baru mau) bangkit lagi.

Makanya kebijakan Bu Airin waktu itu menyeimbangkan antara ekonomi dan kesehatan. Jangan dulu-duluan, kesehatan dulu, ini dibelakangin. Itu nggak bisa. Kita harus berjalan beriringan. Intinya protokol kesehatan itu yang akan saya tekankan ke depan.

(Terkait) Ekonomi ini saya sudah melakukan pertemuan dengan banyak UKM. Dinas-dinas saya dorong untuk segera belanja modal yang terkait dengan pembinaan UMKM, bantuan modalnya, peralatannya, pembinaan teknisnya, marketing-nya segala macam, itu saya dorong teman-teman untuk segera-segera. Nanti kami ke depan, dalam kondisi seperti ini ingin menciptakan ruang proses ekonominya harus berjalan. Supply dan demand harus ketemu. Mereka UMKM memproduksi makanan-makanan, tinggal kita nyiapin pembelinya.

Di tengah pandemi ini kita gencarkan marketing online. Kita sedang melakukan pelatihan, langsung dari kita dibantu dengan vendor dan pebisnis yang lain, (itu) sudah kita lakukan. Nanti kalau angka Covid-nya turun dan landai, saya ingin menciptakan pasar antara produsen dengan pembeli itu ya. Saya inginnya ngadain Festival Situ (Setu). Ada 9 situ. Kami siapkan konsepnya, ajak pihak ketiga. Tapi yang pertama yang dilakukan, saya akan lapor dulu ke Kementerian PU sebagai pemilik situ itu.

Saya juga berpikir akan membuat festival pesantren tingkat nasional. Di Tangsel ini, itu potensi. Selain potensi pengembangan SDM, juga potensi pengembangan ekonomi juga. Dari pesantren kita yang berbau Islami dari muridnya yang cuma 500-1.000, ada juga yang 1.000-3.000, (itu) ada di kita. Mereka hebat-hebat, inovasinya banyak, tinggal kami menciptakan ruangnya. Kalau sekarang ini, saya tahan dulu soal bazar karena akan menciptakan kerumunan. Tapi kita imbangi dengan marketing online.

Untuk membangun SDM unggul, program konkretnya seperti apa?

Gambaran singkatnya, anak-anak tidak hanya pintar matematika, tapi juga bisa pintar bikin kue. Pintar matematika bisa mengolah sampah, pintar matematika tapi hafal satu juz (Alquran). Apakah ini anak SD (atau) SMP. Artinya, saya ingin tambahkan jam belajar mereka, (tambahkan) pembelajaran karakter. Ketika mereka tumbuh dewasa, mereka punya ilmu (dari) sekolah, tapi (juga) ilmu-ilmu lain yang tidak diterapkan di sekolah.

Nanti kita datangkan pakar-pakar di bidang IT. Saya ingin ajak anak SD ke Puspitek belajar teknologi. Saya ingin skill-nya yang kita dorong, di situ unggulnya. Ketika dia tamat sekolah, (jadi) sarjana bisa mengolah sampah, jago di bidang IT. Itu akan mewujudkan SDM unggul. Memang soft skill ini bukan jangka pendek, tapi jangka panjang, makanya harus sejak dini.

Soal visi Kota Lestari, itu bagaimana konsepnya?

Baca Juga: Sejarah dan Asal Usul Serpong, Dulu Tempat Perang, Kini Jadi Kawasan Elit

Intinya keharusan ruang terbuka hijau (RTH) menurut UU Tata Ruang wilayah yang harus 30 persen, itu akan saya dorong. Artinya 10-20 tahun ke depan ini, Tangsel akan saya dorong bisa menjadi hunian yang layak bagi generasi ke depan. Kota Lestari ini saya bangun pondasinya hari ini, tapi arahnya untuk generasi berikutnya.

Dalam waktu dekat, saya ingin hijaukan Tangsel dengan menanam pohon. Ada tiga jenis pohon yang ingin saya tanam: pohon trembesi, tabebuya, dan lainnya flamboyan atau kembang kertas, yang penting hijau. Ruang-ruang kecil di jalan yang ada tanami saja, daripada tanah kita tanamin. Paling tidak ada tiga taman kota, (Taman Kota) 1, 2, dan Taman Kota Jombang.

Targetnya itu dalam skala yang besar. Tetapi paling tidak, lahan-lahan aset kita, saya sedang minta diinventarisir, mungkin dalam waktu dekat. Aset kita di mana, kemudian apa perencanaannya dalam tata ruang. Kalau belum ada perencanaan, tanami, bikin dia jadi taman kecil, walaupun luasnya 200-300 meter. Daripada itu sengketa tempat penjualan, mending dijadikan taman. Kalau lebih luas, jadi sarana olahraga warga.

Kalau pengembangan Taman Kota 2 yang disebut sebagai "Venice Italia" itu, pengembangannya ke depan akan seperti apa?

Memang Taman Kota 2 ini potensi besar bagi Kota Tangerang Selatan, jadi ikonik. Bu Airin sudah membenahi sedemikian rupa. Tapi ke depan, supaya bisa dinikmati dan lebih berkembang, saya diskusikan dengan swasta yang punya pengalaman dalam pengelolaan taman.

Mungkin saja kami akan kerja sama dalam pengelolaan taman ke depannya. Sudah ada beberapa pihak yang menyatakan siap. Tapi ke depan, intinya Taman Kota 2 Jaletreng itu ingin betul-betul taman airnya ada, taman edukasinya ada, taman olahraganya ada, jadi tempat hangout anak-anak muda kita. Saya belum lihat ada contohnya di mana, tapi membayangkan ada perahu, ada semua fasilitas, itu luar biasa.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI