Mimin Mintarsih, Pendiri Sanggar Sungai Mulia 5 di Semenanjung Malaysia: Demi Pendidikan dan Masa Depan Anak

Senin, 03 April 2023 | 09:39 WIB
Mimin Mintarsih, Pendiri Sanggar Sungai Mulia 5 di Semenanjung Malaysia: Demi Pendidikan dan Masa Depan Anak
Mimin Mintarsih, Pendiri Sanggar Sungai Mulia 5 di Semenanjung Malaysia. [Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bagaimana anak-anak bisa tertarik mendaftar sekolah Ibu Mimin?

Sebetulnya tu banyak pak, dari awal buka tu sudah banyak yang daftar. Kami dibatasi karena tempat tidak ada. Jadi kata Pak Farid batasi dulu 50. Dibatasi 50 terus meningkat sampai lah sekarang, 162.

Dan sekarang sudah berdiri 32 sanggar bimbingan di Semenajung. Semenanjung malaysia lain sampai selawak. Sanggar bimbingan itu di bawah KBRI, di bawah kedutaan, tapi ada yang dibawah Organisasi Masyarakat, ada yang di bawah alumni, ada yang persendirian. Seperti itu.

Mimin Mintarsih, Pendiri Sanggar Sungai Mulia 5 di Semenanjung Malaysia. [Suara.com]
Mimin Mintarsih, Pendiri Sanggar Sungai Mulia 5 di Semenanjung Malaysia. [Suara.com]

Apa saja usulan ke Pemerintah Indonesia agar tetap bisa menjalankan pembelajaran?

Saya usulan dua pak. Pertama, guru tetap, ada nya guru tetap dan itu digaji oleh pihak pemerintah. Sehingga kami tidak memikirkan bulan ini minus nggak ya, sehingga kami tidak perlu cari donatur. Yang kedua legalitas dari pemerintah Malaysia. Sehingga anak-anak biar semangat memakai baju sekolah.

Nah itu yang kami mohonkan, dua itu pak. Itu yang terpenting, untuk masalah biaya dan sebagainya mungkin bisa kami usahakan dengan wali murid. Karena yang dua ini kan harus pemerintah pak. legalitas , guru tetap, itu harus pemerintah. Kalau biaya itu mungkin bisa kami usahakanlah mencari donatur, atau dari wali murid, dan sebagainya.

Apakah sanggar ini menggunakan konsep community learning center (CLC)?

Ya, saya ingin seperti CLC. CLC seperti Serawak itu sudah dapat bansos, dapat guru dari indonesia, boleh pakai seragam, anaknya tenang karena pihak pemerintahnya tahu, ya seperti itu.

Cuma mungkin kalau di Sabah Serawak, itu orang tuanya lebih teratur, karena bekerjanya di ladang, kan di ladang semu. Kalau di Kuala Lumpur dan di Semenanjung nggak, berbagai macam pekerjaan. Ada yang di kedai, restoran, klinik, salon, di kedai makan, itu macam-macam. Jadi sulit untuk mengkoordinirnya. Kalau Sabah Serawak itu senang, semuanya beli kelapa sawit, nah itu salah satu perbedaan.

Baca Juga: Kisah Malaysia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 1997, Hancur Lebur, Gugur di Fase Grup

Boleh tahu, sebelum ke Malayasia, siapa Anda, atau beraktivitas sebagai apa?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI