
Ada lagi diskriminasi kedua kepada orang seperti saya dianggap sudah pensiun, itu dianggap sudah masuk kategori tenaga kerja yang tidak ada gunanya lagi, dianggap sudah tua, sudah mengurus cucu saja, ibadah. Diskriminasi terhadap orang tua itu banyak banget, tidak hanya di pekerjaan, tapi juga orang tua tidak bisa lagi apply asuransi. Itu kan diskriminasi. Aku masih punya uang untuk bayar, lho. Mau KPR sudah nggak bisa karena sudah usia, uangnya masih banyak padahal.
Diskriminasi usia batas bawah dan batas atas itu harusnya sudah nggak ada lagi. Kalau di dunia luar, Eropa, Amerika ini lagi jalan. Jadi banyak banget gerakan anti ageisme. Di kita masih belum karena, saya nggak tahu ya dengan menempatkan orang tua kepada tempatnya di pojok sana. Itu artinya kita sayang sama orang tua, nggak usah kerja lagi. Itu katanya sayang, padahal enggak gitu. Itu enggak sayang, itu menghukum orang tua karena sebenarnya dia masih produktif.
Jadi nggak bisa memukul rata orang tua itu harus mengurus cucu, ibadah. Karena manusia itu ekstensinya nilai diri sebagai manusia. Kalau kami tidak dikasih kesempatan, kami merasa tidak punya nilai lagi dan itu adalah hukuman terberat bagi seorang manusia.
Lingkungan kerja seperti apa yang dibutuhkan untuk mendukung warga senior bisa tetap berkarya?
Pertama opportunity, kesempatan harus ada. Mba Shandy dan Mas Gilang yang membuat aku diberi peluang. Waktu dia ketemu aku, mereka nggak pernah bertanya umur aku berapa. Kita hanya ngobrol, aku kasih masukan dan dia suka. Dia baru tahu usiaku setelah kita masukin paperwork, baru muncul lah KTP, umur 61 tahun ketika itu. Dan dia tidak membatalkan kontrakku hanya karena usia 61 tahun. Orang-orang seperti ini yang harus lebih banyak.
Jadi lepas dari usia yang jauh dari dia tapi itu tidak mengganggu cara kerja kami. Dia tetap owner dan saya adalah karyawan. Kalau kita berdebat ya berdebat, nggak ada yang namanya sudah tua jadi segan marah. Mau marah, ya marah saja karena aku adalah karyawannya dia. Yang seperti ini harusnya ada di seluruh tempat di Indonesia.
Apa manfaatnya memiliki kegiatan bagi warga senior seperti Ibu Louisa?
Ada dua hal penting yang bisa membuat warga senior itu hidup panjang dan bahagia. Jadi usia panjang itu bukan ukuran, yang penting itu bisa panjang dan bahagia. Satu, dia harus punya teman. Jadi kembali ke karakter manusia adalah makhluk sosial. Jadi manusia yang sudah senior itu harus punya teman, mau itu teman baru atau teman lama. Karena seringkali teman yang seumuran sudah meninggal, lalu dia sendirian. Dengan adanya Perempuan Platinum ini para warga senior bisa punya teman baru. Jadi tidak ada kata terlambat untuk punya teman baru.
Kedua, berkegiatan itu adalah hal yang sangat penting untuk bisa hidup panjang dan bahagia.
Baca Juga: Meski Usia Sudah 43 Tahun, Hot Mama Wulan Guritno Tetap Cantik dan Awet Muda
Apakah artinya usia pensiun di Indonesia sebaiknya naik agar lebih banyak warga senior tetap bisa bekerja sampai usia di atas 60 tahun seperti Ibu Louisa?
Sebetulnya jadi perdebatan karena ada juga orang memang ingin berhenti bekerja. Mereka mau mengambil uang pensiunnya, ingin melakukan sesuatu untuk yang lain. Jadi ini dilematis, dia harus dikasih kesempatan supaya tetap bisa beraktifitas. Tapi bagaimana orang-orang yang sudah 60 ingin mengerjakan hal yang lain, seperti aku misalnya mau bangun Perempuan Platinum. Jadi ini masih perdebatan.
Aku nggak tahu jawabannya, mesti dibahas dengan baik. Jadi usia pensiunan dapat berapa itu harus dibahas, setiap negara, setiap masyarakat akan punya standar yang berbeda. Atau mungkin dibuka misalnya 60 tahun sudah bisa ambil pensiun, jadi ada window-nya. Itu para pemuka kepentingan harus bahas.
Bisa dijelaskan lebih detail seperti apa Perempuan Platinum dan pesan yang ingin disampaikan?
Itu adalah inisiatif yang saya bangun 6 tahun lalu sudah ada. Tapi mulai diaktifkan lagi tahun lalu pas tanggal 1 Oktober itu adalah hari internasional untuk orang tua. Aku luncurkan secara resmi website-nya, ada di IG, di Facebook juga. Tujuannya untuk memberantas ageisme, kedua mau mengubah paradigma orang tentang menua.
Karena menua itu adalah hal yang nggak bisa kita hindari. Usia bertambah, kita menjadi tua itu pilihan, tapi menua itu bukan pilihan, itu fakta kehidupan. Kita akan bertambah usia, tapi menjadi tua itu pilihan. Karena menjadi tua itu ada aspek psikologis bukan hanya fisiologis. Menjadi tua kita berhenti aktivitas, berhenti berkreasi, berhenti menjadi manusia. Makanya saya menua, tapi saya tidak mau menjadi tua. Secara fisik menua, secara fisiologis menua, tapi secara psikologis tidak.