Nah kalau terjadi laka tunggal kan akhirnya bagaimana kita mengevakuasi korban, evakuasi kendaraannya, akhirnya kan arus lalu lintas akan pasti tersendat nah ini yang yang kita antisipasi. Sehingga saya menginstruksikan kepada seluruh jajaran laka lantas, untuk apabila ada truk yang melebihi daripada muatannya, kapasitas overload, itu saya minta untuk disidak, dan boleh jalan bila muatannya dikurangi sesuai dengan standar muatan truk tersebut, gitu. Jadi itu yang kita lakukan supaya untuk memudahkan kepada wisatawan.
Yang berikutnya kita juga sudah tahu, pelajari, apalagi ini mendekati nataru istilahnya, nah ini tentunya perlu kita antisipasi untuk para jamaah umat kristiani, yang sedang melakukan kegiatan ibadah, kita juga sudah mapping, dan kita juga sudah melakukan Insyaallah ini kita sudah ada membuat sebuah namanya smart CT.
Jadi di situ nanti ada beberapa titik-titik CCTV, yang bisa me- analitik, memberikan capture, dan kita bisa melihat apabila di beberapa titik ada kepadatan, mungkin di traffic light yang dicontohkan dari Monjali atau Kentungan nanti di Condongcatur, di UPN ini seharusnya tadinya mungkin warna hijaunya ini mungkin sekitar 30 detik, tapi karena padat dan panjang, akhirnya agak diperpanjang. Dari 30 detik mungkin jadi 40 detik sehingga itu menguras atau mengurai, terhadap kepadatan. Jadi hal-hal seperti yang kita akan lakukan, dengan artinya adanya sebuah spacity.
Kalau boleh ini biar episode LEKAT kali ini edukatif bagi sobat Suara, apa sih pak yang tadi istilah ETLE, handhead, itu seperti apa sih pak?
Ini adalah bagaimana kita secara elektronik, melakukan penegakan hukum. Jadi di situ ada yang statis. Kalau yang handhead ini, ini secara menggunakan handphone yang mobile. Jadi apabila ada pengguna jalan yang melanggar, itu yang statis yang di beberapa traffic light kita sudah terpantau. Namun Kalau yang handhed ini adalah anggota yang diberikan kepada anggota sudah memiliki sertifikasi, untuk melakukan capture on kepada terhadap yang melanggar lalu lintas. Itu perbedaannya antara ETLE dengan handhead.
Pak Alfian ini terkenal sebagai sosok peduli dengan isu-isu sosial. Misalnya membantu orang sakit, membedah rumah ya pak ya yang kurang layak, memberi umroh gratis, dan pernah membelikan kaki palsu untuk seorang mahasiswi. Boleh enggak sih pak ceritakan kenapa bapak juga fokus terhadap isu sosial?
Saya karena tadi berawal dari saya dibesarkan oleh kakek nenek saya, yang tentunya butuh kasih sayang, dan tentunya dengan butuh kecintaan orang tua, orang yang memperhatikan, jadi di situlah saya akhirnya yang melandasi mendasari bahwa bagaimana saya saat ini, adalah polisi adalah penolong, dan saya harus bisa memberikan sebuah kegiatan atau melaksanakan kebaikan yang bermanfaat kepada masyarakat. Di situlah akhirnya muncul keinginan ini panggilan jiwa, dari Ilahi di mana saya harus berbuat kebaikan kepada sesama. Itu yang awal mula mendasari bagaimana saya concern terhadap kegiatan sosial dan kemanusiaan.
Pak kalau boleh tahu, Pak Alfian nih. Apa ada sosok inspiratif enggak sih pak yang menjadi role model bapak?
Ada, yaitu Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta Irjen Pol Suwondo Nainggolan. Itu yang menjadi inspirasi bagi saya. Jadi kebetulan saya berdinas di Dirlantas Daerah Istimewa Yogyakarta ini selama setahun kurang lebih, berbeda dengan beliau yang seminggu. Jadi saya masuk terlebih dahulu setelah seminggu kemudian beliau, beliau memberikan bagi saya seorang leadership yang transformasional.
Jadi sosok yang memberikan pemikiran yang ke depan visioner dan memberikan satu perubahan role model, bagaimana seorang polisi ke depan, yang betul-betul memberikan pelayanan yang profesional. Jadi tentunya saya sangat belajar bagaimana sebagai pemimpin yang berpikir yang strategis, dan juga bisa berpikir secara taktis dan juga berpikir secara teknis. Tapi kita kembali lagi nanti apabila sudah itu karena kita sekarang sudah berpangkat Komisi Besar Polisi yang harus berpikir saat ini kita kembali lagi. Jadi beliau sangat, bagi saya seorang pimpinan, senior, guru yang sangat memberikan inspirasi terhadap saya.