Suara.com - Motto Melindungi, Mengayomi dan Melayani sepertinya dipraktikkan secara nyata oleh sosok Dirlantas Polda DIY Kombes Pol Alfian Nurizal.
Ya, siapa yang tak kenal dengan sosok Dirlantas Polda DIY Kombes Pol Alfian Nurizal? Pribadi yang humble yang satu ini yaris kerap terlihat di jalanan Jogja.
Meski punya jabatan tinggi, ia tak segan untuk turun ke jalan membantu para pengguna lalu lintas.

Di samping aktif turun ke jalan mengatur lalu lintas hingga membantu para pengguna jalan, lulusan akpol tahun 2000 ini juga tergolong aktif di media sosial, salah satunya memberikan edukasi seputar lalu lintas.
Nah, untuk mengenal lebih jauh mengenai sosok pria kelahiran 10 Februari 1978 ini, berikut wawancara khusus bersama Suara.com.
Bapak kan sekarang posisinya sebagai Dirlantas DIY ya pak ya. Apakah menjadi seorang Dirlantas itu merupakan cita-cita dari Pak Alfian sejak kecil?
Tentunya saya berusaha sampaikan, Direktur Lalu Lintas itu adalah mengemban amanah saja, tentunya melaksanakan perintah tugas dari pimpinan, dan kalau di pertanyaannya, kalau cita-cita tidak ada sama sekali.
Saya pun mungkin untuk menjadi Direktur Lalu Lintas, jangankan jadi seorang Direktur Lalu Lintas jadi seorang polisi pun, tidak kebayang.
Sejak kecil ketika mulai SD hingga SMA, tidak terbesit saya jadi polisi, apalagi jadi seorang Direktur Lalu Lintas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini.
Jadi tentunya bagi saya saat ini menjadi jabatan Direktur Lalu Lintas Daerah Yogyarkarta, sangat amanah yang di mana bagi saya suatu kebanggaan, kehormatan, di mana Jogja kita kenal ada kota wisata dan kota budaya. Yaitu lah yang kita harus jaga betul budaya tertib berlalu lintas untuk mengutamakan keselamatan bagi pengguna jalan.
Pak kalau boleh tahu, apa bapak lahir dan besar di Jogja pak?
Kebetulan saya lahir di Jawa Timur tepatnya di pulau Madura, Kabupaten Sumenep paling ujung. Iya saya dari Jawa Timur, Madura.
Pak kalau boleh tahu kalau tadi bapak cerita, menjadi seorang polisi itu tidak pernah terbayangkan. Apakah bapak lahir dan besar di keluarga kepolisian?
Sama sekali tidak. Jadi saya lahir oleh orang tua bapak saya ASN, ibu saya ibu rumah tangga, dan saya tidak terpikir untuk menjadi seorang polisi, namun tentunya karena bapak saya lah yang memberikan suatu motivasi, untuk bagaimana putranya bisa menjadi sebagai abdi negara.
Pada saat itu, saya mendapatkan musibah, jadi saya ini kalau boleh saya terangkan sedikit saya ini lahir besar di Madura Sumenep, dan kebetulan saya juga karena bapak ibu saya mungkin pada saat itu kehidupan ekonominya sangat pas-pasan, sehingga saya dititipkanlah di nenek dan kakek saya.