Kenapa Prabowo Sukar Beberkan Fakta Soal Penculikan Aktivis 1998? Rahayu Saraswati Bongkar Alasannya

Kamis, 08 Februari 2024 | 07:00 WIB
Kenapa Prabowo Sukar Beberkan Fakta Soal Penculikan Aktivis 1998? Rahayu Saraswati Bongkar Alasannya
Keponakan Prabowo Subianto, Rahayu Sarawati Djojohadikusumo saat berkunjung ke kantor Suara.com di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (2/2/2024). (Suara.com/Yoga)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rahayu Saraswati Djojohadikusumo datang ke kantor Suara.com, Jumat (2/2/2024)dengan membawa keceriaan. Perbincangan dimulai dengan padatnya jadwal perempuan yang akrab disapa Sara itu karena Pemilu 2024. 

Selain menjadi salah satu juru bicara TPN Prabowo-Gibran, Sara juga sibuk berkampanye sebagai caleg DPR RI untuk Dapil III (Jakarta Utara, Jakarta Barat, Kepulauan Seribu) DKI Jakarta di Pileg 2024. 

Bukan hanya itu, Sara juga tidak lupa akan kewajibannya sebagai ibu dari tiga anak. 

Di awal perbincangannya, Sara membagikan tips untuk kalangan Gen Z untuk mengenal kerja keras demi mencapai kesuksesan. Setelah itu, Sara juga membicarakan soal sosok Prabowo yang tak bukan merupakan pamannya. 

Mulai dari isu jatuh sakit hingga terkait penculikan aktivis 1998

Berikut wawancara lengkap Suara.com dan Sara:

Mbak Sara kan sekarang lagi sibuk banget. Ngurusin kampanye caleg, Pilpres 2024, belum lagi urusan di rumah. Bagaimana membagi waktu antara kegiatan kampanye dengan keluarga?

Udah kayak orang gila, sih, sebenarnya, hahaha. Karena ini seringkali ditanya sebagi seorang, kan, aktivis perempuan juga, ya, maksudnya gimana caranya untuk nge-balance antara kehidupan sebagai istri, sebagai ibu, dengan work life, working mom, gitu kan, anak tiga, yang satu SD, yang satu TK, yang satunya (masih) dua tahun, lady boss di rumah, paling galak, lebih galak daripada saya.

Turunan (Mbak Sara) sih, kayaknya…

Baca Juga: Viral Lagi Tudingan Jokowi Korbankan Ahok Agar Tak Jadi Rival Capres

Tuh, kenapa ya? Semua pada ngomongnya langsung, oh like mother like daughter, I'm sorry ya. Kenapa nggak? Tapi mikirin, kenapa nggak suami saya gitu. Saya nggak segalak itu, mohon maaf.

Tidak segalanya itu. Itu lebih melampaui. Enggak, tapi saya selalu bilangnya bahwa there's no such thing, beneran tidak ada yang namanya balancing, tidak ada yang namanya, pasti kalau kita sedang fokus di satu hal seperti sekarang lagi fokus kampanye, lagi fokus nyaleg, pasti ada kehidupan yang lainnya, responbility, tanggung jawab saya yang harus saya korbankan, saya taruh di backseat, dan itu berat banget.

Kemarin saja anak saya baru ke luar dari rumah sakit dan buat saya tuh secara mentally itu berat banget karena siang hari saya tetap harus kampanye, saya keliling, saya titipkan anak saya kepada keluarga, puji Tuhan untuk saya bisa seperti ini juga butuh support system.

Nggak mungkin bisa, apa ya, bisa tapi sangat jauh-jauh berkali-kali lebih lipat susahnya dan itu saya rasa kenapa jadi masalah di negara-negara seperti Korea Selatan, seperti di Jepang, Singapura yang di mana maternity rate-nya tuh rendah banget ya.

Jadi makanya mereka kan bukan bonus demografi tapi super minus gitu. Itu karena disana budayanya nggak seperti kita yang kapan pun nenek, kakek, eyang-eyangnya, tante, apalagi kalau big family gitu, support system-nya tuh ada real gitu.

Keponakan Prabowo Subianto, Rahayu Sarawati Djojohadikusumo saat berkunjung ke kantor Suara.com di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (2/2/2024). (Suara.com/Yoga)
Keponakan Prabowo Subianto, Rahayu Sarawati Djojohadikusumo saat berkunjung ke kantor Suara.com di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (2/2/2024). (Suara.com/Yoga)

Dan saya sangat bersyukur untuk itu. Jadi nggak mungkin saya bisa melakukan ini semua, saya bisa hadir di sini, kalau nggak karena support system itu tadi dan saya juga luar biasa ada mbak-mbak yang sangat mencintai anak-anak saya yang bisa saya percaya dengan mereka plus ada CCTV ya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI