Sekarang bagaimana kita bantu tata kelolanya yang baik. Karena tentu mengatasnamakan anak dari populasi 270 juta di Indonesia, katakanlah 30% atau 40% yang mau dikasih, itu sekitar 100 juta lebih. Bagaimana kita membantu tata kelolanya agar yang diberikan betul-betul berkualitas dan bagaimana mensertifikasi tempat yang membuat makanannya agar higienitasnya terjaga. Sekali lagi memang ada resiko memberi makan banyak orang, seperti resiko higienitas. Itu sebetulnya, mungkin kita nanti bisa memberikan masukan supaya program ini bisa berjalan dengan baik.
Oke, dan ini pertanyaan terakhir Prof, karena kemarin di media sosial sempat ramai soal tidak ada nama Prof tapi menyinggung Prof, ada kode-kodenya lah ya. Prof ini disebut-sebut terlibat di kasus korupsinya Mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Tapi sudah ditakedown di media sosial. Mumpung ada Prof, mungkin bisa memberikan klarifikasinya?
Prof. Keri: Ya saya juga nggak tahu dasarnya apa, tapi alhamdulillah terima kasih untuk Suara.com yang secara cepat juga melakukan klarifikasi. Jadi intinya begini, saya juga nggak ngerti tiba-tiba ada informasi seperti itu. Saya anggap itu sebagai dinamika. Kata orang, semakin tinggi kita berada, anginnya semakin kencang. Tapi yang disayangkan itu kan kalau kami sebagai akademisi, kami tidak bermain di profesi, kami bermainnya di karya. Jadi kalau ini dikaitkan dengan pemilihan Rektor, ya kita doakan saja yang melakukan hal tersebut diberikan hidayah. Jadi saya memberikan yang terbaik, jadi Rektor atau tidak, pengabdian tetap ada. Dan saya tidak mau menghalalkan segala cara untuk mengejar posisi itu. Mari kita berikan pengabdian yang terbaik, dan kita semua keluarga besar.
Apa yang disampaikan, kita jadikan saja sebagai penegur dosa buat saya dan keluarga. Jadi susah bicara, karena banyak hal yang harus saya jaga, termasuk Unpad dan keluarga saya. Jadi dengan adanya pemberitaan seperti kemarin, menjadi pertanyaan banyak orang. Yang mendasari juga saya nggak paham, yang diomongin juga saya nggak paham. Jadi intinya saya ingin berbuat untuk Unpad, saya mencintai negara ini, saya ingin berbuat untuk negara ini.
Apa yang saya lakukan bersama teman-teman adalah untuk mendukung para petani Indonesia. Alhamdulillah saat ini mangga Jawa Barat sudah bisa diterima di Jepang. Itu hasil riset kita, bekerja sama dengan Barantan. Risetnya mandiri, tidak mendapatkan dana apapun dari situ. Dan riset itu dilakukan tahun 2021-2022, dipublikasikan 2023, kita diplomasi 2024, turun surat dari MAF Jepang bahwa mangga dari Jawa Barat bisa diekspor sebagai produk pertama.
Jika daerah lain ingin mengekspor komoditi tersebut, diharapkan melakukan riset yang sama seperti yang dilakukan di Jawa Barat oleh saya dan tim. Jadi tidak ada hubungannya sama sekali dengan kegiatan yang lain. Kita akan teruskan riset, diplomasi, dan inovasi kita di bidang pangan yang bisa langsung dirasakan oleh masyarakat. Hasilnya bisa dilihat di Unpad atau di website Kementan.
Jadi terima kasih untuk suara.com atas klarifikasinya. Terima kasih juga buat teman-teman yang selama ini terus mendukung kami, dengan segala dinamika yang ada. Mohon doanya agar kita bisa tetap berbuat yang terbaik untuk bangsa ini.