Ngapain aja di dalam pesawat itu mereka?
Waduh capek itu. Kalau mengawal pejabat itu kan capek. Capek tunggu, jangan sampai salah. Tapi kita dipercayakan untuk bagaimana bisa menjadi pilot untuk Ibu Megawati calon presiden waktu itu. Ya terbang di Sumatra, Kalimantan, jadi hampir Indonesia ini sudah, sudah pernah kita melayani.
Masih ingat nggak umur berapa pertama kali launching sebagai pilot?
Sebenarnya dari kecil, karena kita melihat misionaris kan. Jadi misionaris itu dia terbang pagi, wih orang bule ya bisa ya, kok kenapa kita tidak bisa? Gitu. Jadi saya memutuskan untuk menjadi penerbang itu dari kecil. Waktu main-main di kampung itu, kamu, kamu jadi penerbang. Saya sempat ditawarin terbang di Australia tapi saya tidak mau karena saya mau waktu terbang di Papua anak-anak Papua bisa melihat saya, dan mereka bisa menjadi penerbang, bisa membangun kepercayaan mereka dan terjadi. Jadi sekarang anak-anak Papua banyak yang kapten di airlines dan juga di Papua.
Dari 15 tahun itu Bapak Meki mungkin pernah berdinas khusus di Papua gitu yang seperti masyarakat lihat kan yang kaya bule bule itu pakai pesawat kecil itu Pak Meki pernah?
Saya 10 tahun di Papua. Jadi saya masuk di kampung-kampung jadi ya dari 10 tahun itu lah saya melihat bahwa wah kalau saya jadi bupati bisa bagus ini, kan gitu. Iya jadi masa seperti 30 tahun lalu saya pergi sekolah ke Timika, seperti begitu anak-anak kecil datang ke Jayapura kaena tidak ada guru, ibu-ibu hamil, itu saya terbangkan mereka itu. Jadi satu tantangan yang luar biasa tapi juga satu pelayanan yang luar biasa. Bagaimana kehadiran kita, ada lapangan lapangan di Papua itu kan jam-jam tertentu tidak boleh masuk karena angin tapi ada pasien atau ibu pendarahan mau melahirkan tapi susah, ya kita berdoa, kita paksa masuk, Tuhan tolong, kita keluarkan dan selamatkam ibu dan anak, dan ini pelayanan kemanusiaan yang luar biasa yang kami lakukan selama 10 tahun di tanah Papua.
Apa masih penerbanagan di sana masyarakat bisa berdampingan dengan hewan, maaf seperti babi-babi gitu yang dibawa. Emang kondisinya seperti itu pak?
Iya kadang kadang kalau dulu seperti begitu, sekarang ada cargo pot, jadi ada yang sepeti begitu karena tidak ada cara lain. Jadi orang Papua itu lahir langsung lihat pesawat. Tidak pernah lihat kapal, tidak pernah lihat mobil, orang kaya. Jadi kita termasuk orang kaya, karena kita langsung naik pesawat langsung terbang. Kita nggak tahu lautnya seperti apa
Naiknya dari bukit, turunnya juga di bukit juga ada yang seperti itu ya pak?
Baca Juga: Meki Nawipa Dapat Restu PPP, Siap Berjuang di Pilgub Papua Tengah 2024
Banyak lapangan terbang. Jadi kalau jalan kaki itu bisa 6 jam. Kalau pesawat hanya 2 menit, 3 menit gitu ya.
Seperti itu hanya untuk berkegiatan sehari-hari kan pak?
Ada yang anak sekolah. Anak sekolah itu ada yang tinggal di kampung sebelah, mereka tidak punya sekolah jadi harus pergi sekolah. Ada yang pasien, orang sakit yang ada hanya di ibu kota kecamatan orang harus dibawa ke sana dan ada yang untuk belanja. Jadi warung atau kios itu hanya di ibu kota, kecamtan. Jadi masyarakat datang belanja kembali lagi, gitu.
Apa Pak Meki juga Pernah ada ibarat kata pengalaman dukanya Pak Meki di sana? Pengalaman menegangkan tentu kita kan tidak menampikan ada teror-teror gitu dari kelompok tertentu?
Kalau di sana itu kan kita kerja lurus saja. Jadi kita hanya melayani masyarakat. Jadi kita tidak punya tujuan lain kan. Jadi kita tidak ada hambatan. Kalau saya satu kali itu pernah waktu mau landing saya ada traininig satu anak muda jadi kita landing, satu roda terlepas. Jadi itu lapangannya gunung segini terus jurang jurang jadi kalau gini selesai berarti kita sudah di sungai. Begitu. Jadi pada saat terlepas itu dia geser tapi tertahan. Jadi saya melihat bagiamana tuhan itu. Jadi, Tuhan, minta tolong, yang sebenarnya bisa terjun bebas dari lapangan terbang itu, tapi dari maut itu kita bisa selamat. Jadi mungkin Tuhan punya rencana yang terbaik ke depan, untuk bagimana supaya kita bisa buat lebih lagi. Jadi itu salah satu yang keluar dari maut.
Tadi Pak Meki sempat cerita nih jadi pilot khusus untuk Ibu Megawati?