Ardhina Zaiza: Jadi mungkin sedikit balik dulu ke belakangnya ya. Latar belakang Yayasan Mahija Parahita Nusantara sendiri sebenarnya sangat sejalan dengan Responsible Sourcing Initiative di Indonesia ini karena memang kami adalah yayasan nirlaba yang didirikan pada tahun 2020 sebagai hasil kolaborasi Coca-Cola Europacific Partnership dan Dynapack Asia.
Jadi Yayasan Mahija Parahita Nusantara didirikan sebenarnya oleh para produsen. Fokus kami itu ada pada upaya mempromosikan praktik pengelolaan plastik khususnya botol PET yang inklusif dan etis di Indonesia.
Bersamaan juga didirikan Amandina Bumi Nusantara, yaitu pabrik daur ulang. Jadi bersama-sama kami membuat ekosistem daur sampah yang bertanggung jawab. Yayasan Mahija Parahita Nusantara sendiri memastikan bagaimana praktik yang adil dan berkelanjutan ini berjalan sampai ke hulu.
Kami juga memastikan bahwa praktik berkelanjutannya tetap ada dan kami juga tentunya melibatkan pemulung atau kami menyebutkan juga Recycling Heroes. kami memberikan mereka akses kepada kegiatan sosial ataupun layanan sosial yang sebenarnya mereka sangat butuhkan.
Dalam project Responsible Sourcing Initiative untuk Indonesia ini, porsi kami disini adalah sebagai implementor karena kami sudah kurang lebih melakukan hal yang sama. Karena kami punya value chain-nya, jadi kami bertindak sebagai implementor yang nanti akan melakukan implementasi dari program.
Membangun rantai pasokan sampah plastik di Indonesia, membutuhkan kesadaran kolektif dan kolaborasi dari tingkat pemerintah hingga masyarakat secara keseluruhan. Jadi bagaimana hal ini dapat dicapai?
Ardhina Zaiza: Kolaborasi sangat dibutuhkan, karena hal tersebut tidak dapat dilakukan sendiri, baik itu misalnya oleh hanya produsen, recyclers, aggregators atau yayasan seperti kita. Jadi semua memang harus kolaborasi bersama-sama walaupun punya porsi masing masing.
Kalau dari sisi pemerintahan, responsible sourcing atau pengadaan bertanggung jawab menjadi satu keharusan yang dilakukan oleh setiap stakeholder yang terlibat di dalamnya.
Karena kami sudah sering berada di lapangan, jadi kami mengerti kira-kira harus diimplementasikan seperti apa dan berapa lama.
Baca Juga: Tak Sudi Ditegur Gegara Buang Sampah Sembarang, Pria Lansia di Johar Baru Tewas di Tangan Tetangga
Dari sisi publik pun juga harus ada demand yang memang ingin memakai produk-produk yang bertanggung jawab.