Suara.com - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengancam akan menggandeng pihak swasta. Itu dilakukan jika PT Pertamina sebagai pemasok avtur di bandara-bandara seluruh Indonesia tidak mau menurunkan harga avtur.
Jonan menilai harga avtur terlalu tinggi. Kata Jonan, Pertamina telah memasok harga avtur ke seluruh bandara di Indonesia lebih tinggi 20 persen dibandingkan harga internasional. Hal ini membuat maskapai-maskapai penerbangan di Indonesia sulit bersaing dengan maskapai asing. Oleh sebab itu pihaknya berencana akan membuka peluang perusahaan swasta yang berminat untuk memasok avtur ke bandara-bandara di Indonesia.
"Kalau Pertamina nggak mau, ya lebih baik jangan mengandalkan hanya dari Pertamina aja. Siapa saja kalau ada yang minat boleh, perusahaan minyak swasta kalau minta bisa. Kalau Pertamina nggak mau turunkan," kata Jonan di kantornya, Senin (15/9/2015).
Menurutnya, tidak ada peraturan yang melarang bahwa swasta tidak bisa masuk dalam bisnis avtur di Bandara. Sehingga tidak ada alasan hanya bisa mengandalkan Pertamina.
"Siapa saja kan boleh, nggak ada aturan yang melarang itu," ungkapnya.
Jika swasta bisa memasok harga avtur lebih murah, maskapai penerbangan nasional pasti akan sangat terbantu.
"Soalnya bahan bakar itu berkontribusi 50 persen kepada seluruh biaya operasi maskapai. Kalau misalnya alasannya PPn atau lahan, kenapa nggak ngomong saja ke kementerian keuangan untuk dicarikan solusi. Kami minta Pertamina terus mencarikan solusi agar harga avtur bisa turun," katanya.
Ia mengaku hingga saat ini masih terus berkoordinasi dan berdiskusi dengan Pertamina untuk mencarikan solusi bersama untuk menurunkan harga avtur.
Sekadar informasi, harga avtur yang dijual oleh PT Pertamina untuk industri penerbangan sebesar 46,60 sen dolar AS perliter untuk penerbangan Internasional. Sedangkan untuk penerbangan domestik sebesar 51,4 sen dolar AS perliter.