Asuransi Penyakit Kritis
Asuransi ini bisa dibilang produk spesifik asuransi kesehatan. Besar preminya disesuaikan dengan risiko yang dihadapi tertanggung.
Misalnya kita jarang olahraga, maka preminya lebih besar daripada yang rutin olahraga. Tertanggung mendapat proteksi dari risiko sejumlah penyakit kritis, seperti kanker, stroke, gagal ginjal, dan jantung.
Uang pertanggungan diberikan jika yang tertanggung terdiagnosis menderita penyakit kritis tersebut. Ini berguna kalau sang pencari nafkah yang jadi tertanggung. Sebab, kelangsungan hidup keluarga bisa terjamin lewat pencairan uang dari asuransi. Biaya pengobatan tertanggung ditanggung asuransi.
Demi pengiritan, asuransi ini bisa dipinggirkan kalau merasa cukup dengan asuransi kantor dan BPJS. Toh, keduanya bisa digabung lewat koordinasi manfaat.
Misalnya sakit jantung, awalnya mengurus pakai BPJS. Ketika dirujuk sampai rumah sakit, pakai asuransi swasta agar mendapat fasilitas lebih baik, seperti naik kelas kamar perawatan. Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa prioritas produk asuransi tiap orang berbeda-beda. Mana yang lebih pas untuk jadi prioritas, kita sendiri yang bisa menilai.
Baca juga artikel DuitPintar lainnya:
Infographic: Pahami Jenis-Jenis Asuransi yang Anda Butuhkan
Melihat Pentingnya Asuransi bagi Masa Depan Keuangan Anda
Untungnya Koordinasi Manfaat BPJS dengan Asuransi Swasta
Published by Duitpintar.com |