Kementan Konsolidasikan Hasil Pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian

Sabtu, 20 Juli 2019 | 06:55 WIB
Kementan Konsolidasikan Hasil Pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy. (Dok : Kementan)

Keuangan satker dekonsentrasi terendah yang realisasinya dibawah 10 persen adalah Provinsi Papua. Keuangan satker TP pertanian tanaman pangan terendah, yang realisasinya berada di rentang 10 - 25 persen, antara lain Provinsi Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Utara.

Sedangkan satker TP Perkebunan dan Peternakan terendah, yang realisasinya di bawah 10 persen adalah Provinsi Kalimantan Barat dan Jawa Timur.

"Kondisi kinerja anggaran ini masih lebih rendah, jika dibandingkan dengan capaian pada bulan yang sama pada tahun sebelumnya, sehingga kita masih membutuhkan perhatian dan semangat yang lebih besar untuk meningkatkan capaian kinerja anggaran secara keseluruhan," tuturnya.

Sementara itu, aspek pengelolaan air untuk irigasi pertanian menunjukkan capaian kinerja anggaran yang menggembirakan. Adapun dari total anggaran Rp 312,998 miliar, pemanfaatan anggaran sampai saat ini sudah mencapai Rp 207,950 miliar (66,44 persen).

Kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi merupakan kegiatan yang tertinggi dalam pencairan anggaran, yaitu 82,85 persen (Rp 132,56 miliar dari total Rp 160,007 miliar).

Selanjutnya adalah kegiatan bangunan konservasi air dan antisipasi anomali iklim sebesar 61,37 persen (Rp 29,45 miliar dari total Rp 48,000 miliar), dan pengembangan sumber air (pompanisasi/ perpipaan) sebesar 54,84 persen (Rp 37,285 miliar dari total Rp 67,99 miliar).

"Wilayah yang memperoleh alokasi kegiatan RJIT atau Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier, yang realisasi fisiknya kurang dari 10 persen adalah Provinsi Papua, Kalimantan Timur, dan Sumatera Utara. Sedangkan Provinsi Banten dan Kalimantan Utara, belum ada realisasi fisiknya sama sekali," sebutnya.

Untuk kegiatan embung, perpompaan, dan perpipaan, realisasi fisik terkecil berada pada kegiatan embung dengan realisasi fisik baru mencapai 21 persen, dari target 400 unit embung.

"Dimohon untuk Provinsi Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, banten, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Papua, untuk mempercepat progress kegiatan fisiknya dikarenakan belum ada realisasi fisiknya," imbau Sarwo.

Baca Juga: Tingkatkan Hasil Tani, Kementan Minta Kabupaten Landak Lakukan Pemetaan

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI