Ramai Isu Pengaturan Skor AFF 2020, Ternyata Begini Cara Bisnis Sepakbola

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 15 Desember 2021 | 12:02 WIB
Ramai Isu Pengaturan Skor AFF 2020, Ternyata Begini Cara Bisnis Sepakbola
Sebagai Ilustrasi-Penampilan pemain Timnas U-19 Witan Sulaiman dalam laga Piala AFF U-19 melawan Laos, di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Minggu (1/7/2018). [Suara.com/Dimas Angga]

Tidak heran, klub di Eropa berlomba-lomba masuk ke Liga Champions atau Liga Europa. Bagi tim elite, targetnya menjadi juara atau sebisa mungkin lolos hingga fase minimal perempat final.

Liga Champions memberi hadiah uang 15 juta euro atau Rp261 miliar, sedangkan runner-up menerima 10,5 juta euro atau Rp182 miliar.

Sementara hadiah uang untuk fase grup Liga Champions adalah 12 juta euro atau Rp209 miliar.

Merchandise

Meski tidak besar, penjualan merchandise klub termasuk salah satu pemasukan yang tidak bisa diremehkan. Jersey yang dimiliki oleh pemain bintang biasanya laku keras.

“Barcelona adalah contoh bagaimana sebuah klub beradaptasi dengan perubahan pasar. Mereka mengurangi ketergantungan pada hak siar dan fokus menumbuhkan penghasilan komersialnya,” ujar Dan Jones dari Sports Business Group Deloitte terkait perndapatan merchandise.

Transfer Pemain

Pada pertengahan musim atau akhir musim, terkadang sebuah klub bisa saja menjual pemain mereka demi mendapatkan dana segar.

Pemain yang tengah memiliki karir yang moncer bisa dijual dengan harga yang mahal dan uang digunakan untuk membeli pemain lain yang tak kalah bagus dengan harga murah. 

Baca Juga: 5 Hits Bola: Prediksi Susunan Pemain Indonesia vs Vietnam di Piala AFF

Contohnya, saat Tottenham Hotspur menjual Gareth Bale ke Real Madrid pada 2013 dengan nilai termahal ketika itu, 85,1 juta pounds. Padahal Bale direkrut Tottenham secara gratis.

Transfer pemain lebih sering diandalkan klub-klub kecil untuk mengumpulkan receh. Ini dilakukan oleh klub seperti Udinese yang memiliki sister clubs Watford dan Granada atau Leicester City.

Sementara klub besar, menurut Simon Kuper dan Stefan Szymanski dalam buku Soccernomics (2009), lebih sering membuat kesalahan transfer. Seorang pemain dibeli dengan mahal tapi performanya jauh dari harapan.

Sponsor

Sponsor juga merupakan pendapatan yang banyak dimanfaatkan klub. Semakin besar nama klub makin banyak pula sponsor yang mendaftar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI