Pertumbuhan Kredit Perbankan Lesu, Ini Biang Keroknya

Kamis, 20 November 2025 | 10:42 WIB
Pertumbuhan Kredit Perbankan Lesu, Ini Biang Keroknya
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. [Antara]
Baca 10 detik
  • Pertumbuhan kredit perbankan melambat karena permintaan lemah dan pelaku usaha masih menahan ekspansi.
  • Meski likuiditas bank kuat, tingginya suku bunga dan risiko kredit menekan penyaluran terutama ke UMKM.
  • BI memproyeksikan pertumbuhan kredit 2025 hanya di batas bawah 8–11% dan baru membaik pada 2026

Suara.com - Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit perbankan tumbuh melambat. 

Adapun, pertumbuhan penyaluran kredit diperkirakan berada di batas bawah kisaran proyeksi bank sentral.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pada Oktober, kredit perbankan tumbuh 7,36 persen yoy. Hal ini lebih lambat dari 7,7 yoy pada bulan sebelumnya.

"Pertumbuhan kredit perbankan perlu terus ditingkatkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi," kata Perry Warjiyo dikutip dari Youtube Bank Indonesia, Kamis (20/11/2025)..

Perlambatan kredit, lanjut Perry, disebabkan oleh permintaan yang belum kuat. Antara lain dipengaruhi oleh sikap pelaku usaha yang masih menahan ekspansi. 

"Permintaan kredit yang belum kuat dipengaruhi oleh sikap pelaku usaha yang masih menahan ekspansi (wait and see), optimalisasi pembiayaan internal oleh korporasi, dan suku bunga kredit yang masih relatif tinggi," bebernya.

Ilustrasi bank. [Pixabay]
Ilustrasi bank. [Pixabay]

Selain itu, fasilitas pinjaman yang belum dicairkan (undisbursed loan) pada Oktober 2025 masih cukup besar, yaitu mencapai Rp 2.450,7 triliun atau 22,97 persen dari plafon kredit yang tersedia. 

Sedangkan, dari sisi penawaran, kapasitas pembiayaan bank memadai ditopang oleh rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang meningkat. 

Angka ini menjadi sebesar 29,47 persen dan DPK yang tumbuh sebesar 11,48 persen (yoy) pada Oktober 2025 didorong ekspansi keuangan Pemerintah termasuk penempatan dana Pemerintah pada beberapa bank besar.

Baca Juga: BI Guyur Likuiditas Rp 404 Triliun ke Bank-bank, Siapa Saja yang Dapat?

Diikuti  kebijakan pelonggaran likuiditas dan insentif kebijakan makroprudensial Bank Indonesia. 

Minat penyaluran kredit perbankan pada umumnya juga cukup baik yang tecermin pada persyaratan pemberian kredit (lending requirement) yang semakin longgar.

Namun demikian, lending requirement segmen kredit konsumsi dan UMKM masih meningkat, seiring dengan sikap kehati-hatian bank sejalan dengan tingginya risiko kredit pada kedua segmen tersebut. 

Kondisi ini memengaruhi pertumbuhan kredit UMKM Oktober 2025 yang turun menjadi sebesar -0,11 persen (yoy). 

Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit 2025 berada pada batas bawah kisaran 8-11 persen dan akan meningkat pada 2026. 

"Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan KSSK untuk mendorong pertumbuhan kredit/pembiayaan perbankan serta memperbaiki struktur suku bunga," tandasnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI