Jajaran pembicara yang hadir di roadshow AFTEA Jakarta antara lain Bapak Putu Juli Ardika, Direktur Jenderal Industri Berbasis Agro, Kementerian Perindustrian; Insan Syafaat, Executive Director, PISAgro; Adhi S. Lukman, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI); Bonnie Susilo, Co-founder dan Chief Revenue Officer dari PT Ultima Rasa Akselerasi; Dr. Iwan Winardi, Managing Director, PT Fruit-ING Indonesia, dan pembicara lainnya.
Menurut Ketua GAPMMI Bapak Adhi S. Lukman, Indonesia harus menjadikan industri berbasis pertanian menjadi prioritas sebab hasil pertanian sangat berlimpah di Indonesia. Sektor tersebut juga memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong pemulihan ekonomi Indonesia, menciptakan lapangan kerja, dan memastikan ketersediaan pangan dengan harga yang stabil.
Selain itu, industri pangan olahan juga sangat bergantung pada sektor ini untuk memenuhi kebutuhan bahan baku produksinya, bahkan sebagian masih impor.
Industri pangan olahan masih mencatatkan pertumbuhan positif pada tahun 2021 yakni sebesar 2.54 persen. Data BPS mengungkapkan produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) sektor pangan olahan pada tahun 2021 sebesar Rp 775,1 triliun, meningkat 2,54% dibandingkan tahun sebelumnya (yoy).
“Maka pameran AFTEA menjadi penting bagi industri pangan Indonesia untuk melihat perkembangan teknologi pertanian, serta saling berdiskusi dengan mitra untuk mendukung pertumbuhan industry. Apalagi juga dikaitkan dengan penerapan teknologi IR 4.0 yang semakin dibutuhkan dalam mengintegrasikan dari hulu ke hilir, serta untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas serta konektivitas satu sama lain,” ujar Adhi S. Lukman.
Industri pangan berbasis pertanian semakin berkembang pesat, dan terus tumbuh, baik untuk memenuhi permintaan pasar lokal maupun ekspor. Apalagi di saat pandemi, banyak terjadi disrupsi ketersediaan dan logistik pangan segar, maka pangan olahan menjadi andalan.
Hal ini bisa dilihat dari kontribusi industri pangan terhadap PDB non migas terus meningkat, dari 34.3% tahun 2017 menjadi 38.1% tahun 2021. Tercatat pertumbuhan industri pangan sampai semester-1 2022 meningkat dibandingkan 2022, yaitu sebesar 3,68%. Demikian juga pertumbuhan investasi industri pangan terus membaik.
Tercatat pertumbuhan DDI semester 1- 2022 mencapai 64.7%, sementara FDI sedikit menurun (17.6%). Secara keseluruhan realisasi investasi semester1-2022 meningkat pesat mencapai 42 triliun rupiah dan berada dalam 5 besar investasi di Indonesia.
Tiga Bulan Menuju Pameran Perdana AFTEA
Baca Juga: Makin Menyusut, Lahan Persawahan di Kota Yogyakarta Hanya Tersisa 50 Hektare
Sebagai pameran pertama di Singapura yang fokus pada industri pangan berbasis pertanian untuk para pelaku industri baru dapat meluncurkan, memamerkan, dan menguji inovasi dan solusi mereka, AFTEA 2022 akan mengusung tema-tema utama seperti Akuakultur & Produksi Protein Kota, Ketahanan & Keamanan Pangan, Teknologi Pangan Terbaru, dan Pertanian Pintar (Smart Farming).