"Kita ada potensi di 46% penduduk Indonesia yang preferensi syariah, Jadi ada 20,6% preferensi halal syariah dan 25,6% dari universalist preferensi fungsional dan sosial," kata Ngatari.
Dalam kesempatan yang sama, Chief Financial Officer Prudential Syariah Paul Kartono menambahkan, Indonesia sebagai negara yang memiliki penduduk muslim terbesar masih terbilang kecil dari segi aset keuangan syariah.
Ada beberapa tantangan dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air. Menurutnya, tantangan yang masih harus dihadapi oleh Indonesia untuk mengembangkan keuangan syariah yakni terkait dengan literasi sistem keuangan syariah yang berbeda dengan sistem keuangan konvensional.
Pasalnya, para praktisi dari sistem keuangan syariah masih membandingkan untuk menawarkan produknya dengan konvensional tapi tidak menjelaskan secara keseluruhan mengenai sistem syariah.
"Sebagai contoh bahwa pada saat menjual produk asuransi, yang ditawarkan adalah manajemen risiko asuransi sama dengan payung, setelah itu baru belakangan menjelaskan ada yang versi syariah, itu akan menjadi hambatan," pungkas dia.