Rupiah Digital Bisa Buat Jadi Alat Pembayaran, Apa Bedanya dengan Gopay cs

Selasa, 13 Desember 2022 | 14:55 WIB
Rupiah Digital Bisa Buat Jadi Alat Pembayaran, Apa Bedanya dengan Gopay cs
Petugas menunjukkan mata uang Rupiah dan Dolar AS di tempat penukaran uang Dolar Indo, Jakarta, Kamis (20/10/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rupiah digital atau central bank digital currency (CBDC) akan beredar di masyarakat sebagai alat pembayaran. Saat ini pengeluaran rupiah digital masih dibahas oleh Bank Indonesia (BI).

Bahkan BI telah mengeluarkan buku petunjuk dasar atau White Paper Proyek Garuda untuk peredaran rupiah digital. Dalam white paper itu, rupiah digital akan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam bertransaksi di era digital.

Alat pembayaran rupiah digital berbeda dengan e-money, Gopay, hingga Ovo. Meski fungsinya sama sebagai alat pembayaran, tetapi e-money, Gopay. hingga Ovo masih berbasis rekening bank, sedangkan, rupiah digital nantinya berbasis rekening digital.

"Rupiah digital akan menambal keterbatasan uang-uang yang ada saat ini dengan berperan sebagai instrumen inti bagi bank sentral dalam menjalankan mandatnya di era digital," tulis BI dalam White Paper itu yang dikutip, Selasa (12/12/2022).

White Paper itu juga menyebut rupiah digital bakal memiliki desain yang menarik dan dimungkinkan untuk pengembangan model bisnis baru yang inovatif, inklusif, dan hingga efisiensi.

Selain itu, rupiah digital akan dilengkapi oleh berbagai fitur untuk memastikan  keamanan dan ketersediaan pasokan. Seperti, offline functionality, yang juga memastikan perluasan keterjangkauan atau inklusi keuangan di daerah tertinggal.

"Kemudian, rupiah digital juga akan dilengkapi fitur programmability yang memungkinkan pengembangan inovasi dan efisiensi keuangan (misalnya smart contract)," kata dia.

Rupiah digital ini tidak menutup kemungkinan untuk dikembangkan dalam pembayaran surat berharga lewat token. Sehingga, ada peluang-peluang baru dalam pendalaman pasar keuangan, khususnya Rupiah Digital.

Namun, penerbitan Rupiah Digital bukan merupakan perkara yang mudah. BI perlu merumuskan desain Rupiah Digital secara terukur dan dalam takaran yang tepat agar kehadirannya tidak justru berdampak kontraproduktif bagi perekonomian.

Baca Juga: 3 Cara Mengecek Saldo E-Money dengan Mudah dan Cepat

"Paling tidak, bank sentral perlu menjangkar pengembangan desain CBDC-nya pada tiga prinsip yaitu tidak  untuk melayani transaksi wholesale, dan Digital Rupiah ritel (r-Digital Rupiah) dengan cakupan akses yang terbuka untuk publik dan didistribusikan untuk transaksi ritel," tulis BI dalam White Paper

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI