Suara.com - Kehadiran usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM di Indonesia memberikan dampak yang cukup signifikan bagi perkembangan ekonomi negara.
Hal inilah yang membuat pemerintah harus memperhatikan UMKM sebagai salah satu upaya untuk membangun sektor perekonomian.
Pemerintah perlu benar-benar hadir untuk memberikan stimulus kepada para pelaku UMKM agar bisa mengembangkan usahanya. Terlebih, saat ini ekonomi dunia tengah mengalami penurunan.
Banyak pihak mengatakan bahwa ekonomi dunia pada tahun 2023 diprediksi akan mengalami penurunan yang drastis.
Hal itu dikarenakan adanya kenaikan harga energi hingga suku bunga acuan di berbagai negara yang menyebabkan inflasi semakin menjadi-jadi. Bahkan dikatakan bahwa beberapa negara di dunia mengalami inflasi hingga di atas 80 persen.
Bagi Indonesia, tantangan resesi ini bukanlah perkara yang mudah. Bahkan, dikatakan bahwa pada tahun 2023 adalah tahun terburuk ketiga setelah tahun 2009 dan 2020.
Adam Smith dalam karya maestro nya ‘Wealth of Nations’ (1776) mengatakan: “No society can surely be flourishing and happy, of which the far greater part of the members are poor and miserable” (Tidak ada masyarakat yang berkembang dan bahagia, jika sebagian besar anggotanya miskin dan sengsara).
Tidaklah berlebihan jika pernyataan ini dikaitkan dengan upaya pemerintah Indonesia dalam mencegah warganya jatuh ke jurang resesi.
Indonesia sendiri sejauh ini masih dalam taraf baik-baik saja. Di tengah guncangan ekonomi dunia dan beberapa negara yang mengalami inflasi yang tinggi, Indonesia per November 2022 mengalami inflasi hanya 5,42 persen.
Salah satu kunci keberhasilan Indonesia dalam menjaga ekonomi tetap stabil adalah karena kehadiran UMKM.