Pengalaman tugas yang pernah dilaksanakan adalah sebagai task force Aplikasi Inaportnet (Pelayanan kapal) , koordinator Aplikasi Simlala (Pelayanan Public) , koordinator Aplikasi Sitolaut (Pelayanan publik untuk pelayanan TOL LAUT) , Koordinator Aplikasi Siperintis (Pelayanan publik untuk pelayanan Perintis) , Tim Pokja aplikasi SIMBARA kolaborasi dengan DJA, INSW dan ESDM serta menjadi Tim Pokja penerapan NLE dan SSM pengangkut kolaborasi INSW.
Pelaksana tugas Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Lollan Panjaitan mengatakan Ayu telah berhasil menunjukan bahwa ASN muda Kementerian Perhubungan mampu tampil dengan prima di kancah internasional. Sudah selayaknya anak muda di Kementerian Perhubungan diberikan kepercayaan untuk mewakili Indonesia di forum dunia khususnya di sektor transportasi.
"Ayu telah menunjukkan usia muda pun mampu tampil dengan prima mewakili Indonesia. Untuk itu kaum muda perlu diberikan porsi untuk lebih banyak berperan dalam forum internasional. Seperti Ayu, para ASN muda tidak akan mengecewakan saat mereka diberi kepercayaan," kata dia.
Hal ini sejalan dengan yang diamanatkan ke Ayu untuk implementasi Inaportnet mengingat sejak tahun 2016 sudah 109 pelabuhan di Indonesia yang telah menerapkan Inaportnet dan menyusul 151 pelabuhan lagi di tahun 2023 sehingga target 260 pelabuhan yang mengimplementasikan Inaportnet dapat tercapai tahun ini.
Penerapan Inaportnet di pelabuhan merupakan komitmen Indonesia untuk menerapkan sistem online guna mempermudah kegiatan bongkar/muat barang terutama kontainer di pelabuhan yang harus semakin baik. Namun demikian, perlu terus ditingkatkan agar dapat dicapai harmonisasi antar institusi antar negara, sehingga mendapat perhatian yang serius dari semua pemangku kepentingan.
"Perubahan sistem menjadi digitalisasi merupakan komitmen Pemerintah yang turut mendorong kinerja positif bagi pelabuhan di tanah air. Memang tidak mudah bagi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pelabuhan yang banyak tersebar di setiap wilayah namun dengan komitmen yang kuat, kolaborasi dan sinergi yang kuat, Indonesia bisa mewujudkan digitalisasi menyeluruh terhadap pelayanan kepelabuhanan," ujarnya.
Sebagai informasi, Sidang IMO FAL ke 47 ini dipimpin oleh Ms. Marina Angsell dari Swedia serta dihadiri oleh 175 perwakilan negara – negara anggota IMO dan organisasi internasional baik yang hadir langsung (daring) maupun online (luring).
Adapun, Delegasi Indonesia yang hadir pada Sidang IMO FAL 47 terdiri dari perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London, Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan Lembaga Nasional Single Window (LNSW) Kementerian Keuangan.
Baca Juga: Indonesia Sampaikan Keberhasilan Implementasi Inaportnet Dalam Sidang IMO London