BRI berubah status hukum menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) berdasarkan Undang-Undang Perbankan No.7 tahun 1992
2003
BRI menjadi Perseroan Terbuka pada tanggal 10 November 2003 dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, kini Bursa Efek Indonesia, dengan kode saham BBRI.
2007
Sebuah langkah strategis dengan mengakuisisi Bank Jasa Artha (BJA) pada tahun 2007, yang kemudian dikonversi menjadi PT. Bank Syariah BRI. Unit Usaha Syariah BRI kemudian dipisahkan (spin off) dari BRI dan digabungkan ke dalam PT. Bank Syariah BRI pada 1 Januari 2009.
2011
Terdapat 3 tanggal penting bagi BRI di tahun 2011, yakni: 11 Januari 2011, BRI melaksanakan stock split yaitu pemecahan nominal saham yang semula Rp500 per saham menjadi Rp250 per saham.
Kemudian pada tanggal 3 Maret 2011, BRI kembali melakukan corporate action dengan melakukan pendatanganan Akta Akuisisi dengan Dana Pensiun Perkebunan (Daperbun) untuk mengakuisisi dan menjadi pemagam saham pengendali bagi PT Bank Agroniaga Tbk.
Setelah itu tanggal 16 Desember 2016, BRI juga melakukan corporate action penandatanganan Instrument of Transfer dan Bought and Sold Notes antara BRI dengan Asuransi Jiwa BRIngin Jiwa Sejahtera atas saham BRIngin Remittance Co.Ltd (Hong Kong).
Baca Juga: Cara Mengetahui CVV Kartu Debit BRI, Mudah!
2013
Di tahun ini, BRI menjadi yang pertama menyediakan layanan self-service banking di Indonesia melalui BRI Hybrid Banking
2014
Untuk memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah, BRI terus meningkatkan pertumbuhan jumlah ATM hingga mencapai 20.792 unit ATM serta mesin EDC yang menembus angka 131.204 unit.
2015
Dalam rangka memperluas dan memperkuat jaringan bisnis perbankan di Asia, BRI kembali menambah jumlah jaringan kerja konvensional melalui pembukaan kantor di jantung kota Singapura yang berlokasi di OUE Bayfront, 50 Collyer Quay, Singapura.