BRI menetapkan high coverage ratio terhadap peluang kegagalan dari masing-masing portfolio yang dikelolanya karena risiko makroekonomi yang tinggi juga akan membuat suku bunga berada di posisi yang tinggi.
Selain itu, perseroan juga melakukan simulasi stress test secara berkala untuk memastikan berbagai proyeksi bisnis yang telah dibuat tidak terlalu melenceng dari kenyataan dan mencari pendanaan dengan tenor jangka panjang.
Pada semester kedua nanti, BRI berencana melonggarkan LPG untuk memperluas ekspansi kredit karena risiko makroekonomi sudah mulai menurun serta akan tetap memonitor NPL secara seksama, tapi difokuskan pada beberapa sektor yang masih relatif tinggi risikonya. Simulasi stress test dan penetapan high coverage ratio juga akan tetap dilakukan.
Perihal pendanaan, Bank Rakyat Indonesia (BRI) akan mengubah strategi untuk mencari sumber dana yang lebih murah, terutama melalui tabungan dan giro (Current Account Saving Account/CASA).
Menurut Amam, berbagai bank kemungkinan akan menerapkan pendekatan yang berbeda dalam hal kebijakan ini, mengingat kondisi yang berbeda-beda di setiap bank. Meskipun demikian, Amam menekankan pentingnya tetap optimis namun tetap waspada.
Meskipun Indonesia tidak terlibat dalam berbagai konflik geopolitik yang terjadi di luar negeri, namun dampaknya terasa di tingkat makroekonomi domestik. Hal ini menegaskan perlunya upaya dari semua pihak, baik pemerintah maupun pelaku usaha, untuk menjaga ketahanan ekonomi nasional, terutama dalam sektor perbankan yang merupakan salah satu fondasi utama perekonomian.