Alasan keempat, rupiah selalu dinarasikan kuat oleh pemerintah, padahal yang terjadi justru melemah.
Faktanya, kata dia, dalam satu tahun terakhir rupiah terus melemah terhadap 80 persen mata uang dunia. Dari 167 mata uang dunia, rupiah melemah terhadap 125 mata uang dunia.
Selain menyoroti ekonomi Indonesia, Wijayanto turut menilai sektor bisnis di Indonesia saat ini berjalan tidak adil.
Dahulu perusahaan-perusahaan bersaing secara efisien untuk menang, sekarang koneksi yang jadi faktor penting untuk memenangkan kompetisi.
“Di sektor bisnis, dulu dikenal persaingan dan efisiensi lah yang menentukan kemenangan, tapi saat ini koneksi telah menggantikan efisiensi. Proyek-proyek besar dilakukan melalui koneksi, tidak lagi tender terbuka,” imbuhnya.