Sebaliknya, AS memang mencatatkan defisit perdagangan dengan Indonesia sebesar 17,9 miliar dollar AS pada tahun yang sama. Kondisi inilah yang kemungkinan menjadi latar belakang potensi kebijakan tarif resiprokal dari AS.
Menko Airlangga mengungkapkan bahwa komunikasi intensif telah terjalin antara diplomat Indonesia dan U.S Trade Representative (USTR). Saat ini, USTR tengah menantikan proposal konkret dari Indonesia. Langkah cepat dan terukur dari pemerintah Indonesia ini menunjukkan keseriusan dalam menjaga stabilitas hubungan dagang dengan salah satu mitra strategisnya, sambil tetap berupaya untuk mencapai solusi yang adil dan menguntungkan bagi kedua belah pihak.