Selain Emas, Ini Aset Safe Haven Lain yang Wajib Dilirik Saat Ekonomi Bergejolak

Bella Suara.Com
Kamis, 17 April 2025 | 20:57 WIB
Selain Emas, Ini Aset Safe Haven Lain yang Wajib Dilirik Saat Ekonomi Bergejolak
Ilustrasi Emas. (Antam)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah meningkatnya ketegangan ekonomi dan geopolitik global, Analis Mata Uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, merekomendasikan masyarakat dan investor untuk memperkuat portofolio mereka dengan aset safe haven.

Lukman menyarankan agar alokasi investasi ke aset aman tersebut mencapai setidaknya 30 persen dari total portofolio.

“Diversifikasi dengan menaikkan porsi safe haven paling tidak 30 persen, kurangi aset berisiko, dan naikkan juga cash atau setara,” ujar Lukman saat dihubungi di Jakarta, Kamis (17/4).

Menurutnya, langkah tersebut penting untuk memitigasi risiko yang timbul akibat ketidakpastian ekonomi global dan potensi konflik geopolitik yang berkepanjangan.

Ia juga menekankan perlunya mengurangi eksposur terhadap aset-aset berisiko yang rentan terhadap guncangan pasar.

Lukman menyebutkan bahwa emas tetap menjadi pilihan utama sebagai instrumen safe haven.

Namun, tidak hanya logam mulia, mata uang Yen Jepang (JPY) dan Franc Swiss (CHF) juga menjadi alternatif aset aman yang bisa dipertimbangkan.

“Safe haven masih menjadi pilihan, selain emas adalah mata uang Yen Jepang dan Franc Swiss,” jelasnya.

Ia mengamati bahwa lonjakan permintaan terhadap emas saat ini lebih banyak dipicu oleh fenomena Fear of Missing Out (FOMO), bukan karena meningkatnya kesadaran investasi masyarakat.

Baca Juga: Harga Emas Terbang Tinggi! Saatnya Investasi atau Justru Jual Simpanan?

“Dan memang harga emas yang tinggi masih akan terus naik. Hal ini yang memicu permintaan. Jadi belum karena kesadaran investasi masyarakat,” ujarnya.

Dalam satu tahun terakhir, emas mengalami kenaikan signifikan sebesar 39,41 persen.

Kinerja tersebut bahkan mengungguli sejumlah aset berisiko lainnya, menjadikan emas tidak hanya sebagai pelindung nilai, namun juga instrumen investasi menarik secara komersial.

“Emas sebenarnya adalah investasi jaga nilai (safe haven), namun dengan kenaikan setahun terakhir yang mengungguli aset berisiko, semakin menjadi aset yang menarik untuk investasi,” tambah Lukman.

Ia menilai, peningkatan minat terhadap emas juga didorong oleh mulai pudarnya kepercayaan investor terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS), menyusul sejumlah kebijakan kontroversial dari Presiden AS Donald Trump.

“Wajar, investor pada berbondong-bondong mengalihkan aset ke emas, terlebih setelah Trump dengan kebijakan-kebijakan kontroversi mengikis kepercayaan investor pada dolar AS,” katanya.

Harga Emas Melonjak Tajam

Data perdagangan Kamis (17/4) pukul 16.20 WIB menunjukkan harga emas global berada di level 3.337,46 dolar AS per troy ounce, meski sedikit terkoreksi sebesar 0,27 persen dari perdagangan sebelumnya.

Sementara itu, harga emas dalam negeri melonjak signifikan. Emas batangan Antam, berdasarkan data dari laman Logam Mulia, naik Rp32.000 menjadi Rp1.975.000 per gram.

Pegadaian mencatat harga emas Antam melonjak ke angka Rp2.004.000 per gram dari sebelumnya Rp1.955.000.

Harga emas UBS juga mengalami kenaikan Rp38.000 menjadi Rp1.965.000 per gram, sedangkan emas Galeri24 naik Rp48.000 menjadi Rp1.942.000 per gram.

Berikut adalah daftar harga lengkap emas Antam, UBS, dan Galeri24 pada Kamis (17/4):

Ilustrasi harga emas di pegadaian. (Dok: Pegadaian)
Ilustrasi harga emas di pegadaian. (Dok: Pegadaian)

Harga Emas Antam

  • 1 gram: Rp2.004.000
  • 5 gram: Rp9.785.000
  • 10 gram: Rp19.512.000
  • 100 gram: Rp194.356.000
  • 1.000 gram: Rp1.941.992.000

Harga Emas UBS

  • 1 gram: Rp1.965.000
  • 5 gram: Rp9.635.000
  • 10 gram: Rp19.168.000
  • 100 gram: Rp190.831.000
  • 500 gram: Rp952.747.000

Harga Emas Galeri24

  • 1 gram: Rp1.942.000
  • 5 gram: Rp9.480.000
  • 10 gram: Rp18.886.000
  • 100 gram: Rp188.117.000
  • 1.000 gram: Rp1.879.307.000

Dengan tren kenaikan harga dan kondisi global yang tidak menentu, investor kini semakin mempertimbangkan untuk menempatkan dana mereka ke instrumen safe haven, guna menjaga stabilitas portofolio dan meminimalkan potensi kerugian dari gejolak pasar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI