Rupiah Tembus Rp 17.000 Bikin Harga Barang Naik hingga Utang Membengkak

Sabtu, 19 April 2025 | 12:09 WIB
Rupiah Tembus Rp 17.000 Bikin Harga Barang Naik hingga Utang Membengkak
Ilustrasi mengelola utang (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Di tengah ketidakpastian tersebut, volatilitas pasar keuangan global akibat ketegangan dagang juga memicu arus keluar modal (capital outflow), baik dari pasar saham, obligasi negara, maupun instrumen jangka pendek seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). 

"Investor global cenderung mengambil sikap wait and see, atau bahkan menarik dananya dari negara berkembang dan mengalihkannya ke aset-aset safe haven," bebernya.

Dampak yang harus diantisipasi antara lain terhambatnya pertumbuhan PDB, meningkatnya tekanan pada kebijakan fiskal dan moneter. Serta melemahnya minat investasi dan kinerja perdagangan jasa, suatu kombinasi risiko yang dapat menggerus daya tahan ekonomi nasional.

Lalu, perhitungan tarif resiprokal AS tidak hanya mempertimbangkan tarif tradisional, tetapi juga berbagai kebijakan non-tarif yang dianggap menghambat masuknya produk AS ke pasar Indonesia. 

Yang menarik, tarif impor rata-rata Indonesia terhadap produk AS (8,56%) sebenarnya lebih rendah dari tarif yang dikenakan oleh beberapa negara lain seperti India (12,63%), Thailand (9,82%), atau Vietnam (9,13%). 

"Contoh konkret, misalnya, produk alas kaki dan pakaian Indonesia yang diekspor ke AS dikenakan tarif rata-rata 11–14%, sementara mesin dan peralatan AS yang diekspor ke Indonesia dikenakan tarif 4–5%,"tandasnya.

Seperti diketahui, pemerintahan Trump pada hari ini mengumumkan biaya untuk kapal buatan Tiongkok. Lantaran, berdasarkan penyelidikan Perwakilan Dagang Amerika Serikat oleh pemerintahan Biden-Trump menemukan tindakan, kebijakan, dan praktik Tiongkok tidak masuk akal dan membebani atau membatasi perdagangan AS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI