Sebagai upaya konkret pada kesiapan sisi hulu pasokan hidrogen, sejak 2023 PLN telah mengoperasikan Green Hydrogen Plant (GHP) di 22 lokasi, 13 diantaranya milik PLN Indonesia Power.
Adapun Green Hydrogen Plant (GHP) atau tempat produksi hidrogen milik PLN Indonesia Power ini berlokasi di 13 pembangkit, diantaranya PLTU Pangkalan Susu, PLTU Suralaya 1-7, PLTU Suralaya 8, PLTGU Cilegon, PLTU Labuan, PLTU Lontar, PLTGU Tanjung Priok, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTGU Tambak Lorok, PLTG Pemaron, PLTGU Grati, PLTU Adipala dan PLTP Kamojang.
Dengan 13 unit GHP ini, PLN Indonesia Power mampu memproduksi 80 ton per tahun, berkontribusi 40% dari total GHP PLN. Hasil produksi green hydrogen tersebut sebanyak 32 ton per tahun digunakan untuk kebutuhan operasional pembangkit (cooling generator), sementara 48 ton lainnya dapat digunakan untuk berbagai macam kebutuhan.
Stasiun pengisian bahan bakar hidrogen (SPBH) berperan penting dalam mendukung kendaraan hidrogen. SPBH menyediakan hidrogen bertekanan tinggi, memungkinkan pengisian bahan bakar kendaraan sel bahan bakar dengan cepat dan aman.
Pengembangan infrastruktur SPBH sangat penting untuk mendorong adopsi kendaraan hidrogen sebagai alternatif ramah lingkungan.
Investasi dan inovasi dalam teknologi SPBH terus dilakukan untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan memperluas jangkauan jaringan SPBH.
Dengan semakin banyaknya SPBH, kendaraan hidrogen dapat menjadi pilihan transportasi yang berkelanjutan dan praktis.