Harapan investor meningkat setelah bursa HTX memberi sinyal pencatatan, dengan menampilkan logo Pi di unggahan media sosial mereka.
Sementara itu, pendiri Pi Network, Nicolas Kokkalis, dijadwalkan tampil di konferensi Consensus 2025 di Toronto bulan Mei ini. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 20.000 peserta dan institusi pengelola aset triliunan dolar, yang berpotensi membawa Pi ke panggung utama kripto global.
Namun, agar potensi ini benar-benar terealisasi, pengembang Pi masih harus menyelesaikan isu mendasar seperti izin Know Your Business (KYB) dan memastikan dukungan penuh terhadap aplikasi di jaringan utama.
Apa Itu Pi Network?
Pi Network adalah proyek kripto inovatif yang dikembangkan oleh sekelompok lulusan Stanford, dipimpin oleh Dr. Nicolas Kokkalis. Proyek ini diluncurkan pada 14 Maret 2019, dengan misi menghadirkan mata uang kripto yang dapat ditambang melalui smartphone sebuah konsep yang sangat berbeda dari Bitcoin atau Ethereum yang membutuhkan perangkat keras canggih dan konsumsi listrik besar.
Dengan pendekatan yang ramah pengguna dan hemat energi, Pi Network menarik perhatian jutaan pengguna global. Hingga kini, komunitas Pi disebut "Pioneers" telah berkembang pesat dengan lebih dari 45 juta pengguna terdaftar.
Penambangan Pi dilakukan melalui aplikasi seluler, tanpa menguras baterai atau data. Aplikasi hanya memverifikasi kehadiran pengguna setiap 24 jam. Kontribusi keamanan jaringan dilakukan melalui sistem Social Trust Graph, di mana pengguna saling memverifikasi keaslian akun.
Pi menggunakan konsensus algoritma Stellar Consensus Protocol (SCP), yang memungkinkan validasi transaksi tanpa konsumsi daya besar seperti Proof of Work. Ini membuatnya jauh lebih berkelanjutan secara lingkungan.
Baca Juga: Prabowo Ugal-ugalan Buat Kebijakan, Para Taipan RI Ramai-ramai Larikan Kekayaan ke Luar Negeri