Suara.com - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM sekaligus CEO Danantara, Rosan P. Roeslani mengungkapkan alasan mengenai kawasan Gelora Bung Karno (GBK) bakal dikelola oleh Danantara. Padahal, sebelumnya pengawasan GBK berada di Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) akan dikelola Danantara.
Menurutnya, GBK merupakan aset yang sangat besar tetapi utilisasi serta return of asset dan return of investment-nya masih sangat terbatas.
"GBK itu kan aset yang sangat besar. Dan kita lihat selama ini tidak ada yang fokus memperhatikan pengembangan GBK," kata Rosan di acara BSI, Ritz Carlton, Selasa (29/4/2025).
Dia menilai pengawasan GBK ini akan menjadi salah satu pekerjaan rumah (PR) bagi Danantara. Apalagi, GBK merupakan ikon dari DKI Jakarta yang cukup terkenal.
"Pas di bawah danantara ini diharapkan pr yang sangat besar jadi GBK menjadk ikon baru Jakarta," bebernya.
Selanjutnya, dia akan terus mengevaluasj pengelolaan GBK di Danantara. Apalagi, aset GBK mencapai 25 miliar dollar AS atau setara Rp420 triliun (kurs Rp16.812 per dolar AS).
Terlebih, nilai aset tersebut akan menambah nilai aset BUMN yang akan dikelola atau assets under manajement (AUM) senilai 980 miliar dollar AS atau Rp16,4 ribu triliun.
"Tetap kita akan evaluasi secara mwnyeluruh untuk kita tingkatakan mengenai valuenya nilainy ratusan pengembangan ekonomi," bebernya.
Sebelumnya, Danantara akan melakukan evaluasi secara total terhadap perusahaan- perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Baca Juga: Jadi Lembaga Paling Bernilai di RI, Danantara Bakal Kelola Aset Senilai Rp16.000 Triliun
"Kita diminta (Presiden Prabowo) mengevaluasi secara total, secara komprehensif dari semua direksi dan anak- anak perusahaan yang berada di BUMN, untuk memastikan bahwa mereka mempunyai satu pemahaman, satu visi dan misi dengan Danantara dan BUMN lainnya," ujar Rosan.