Profil Pemilik EasyCash, Perusahaan Pinjol Dapat Suntikan Dana Rp250 Miliar

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 23 Mei 2025 | 11:30 WIB
Profil Pemilik EasyCash, Perusahaan Pinjol Dapat Suntikan Dana Rp250 Miliar
Ilustrasi Easycash (Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pinjaman online (pinjol) Easycash memperoleh pendanaan tahap pertama senilai lebih dari Rp250 miliar dari Bank CTBC Indonesia. Nantinya pendanaan tersebut akan digunakan untuk memperluas akses pinjaman kepada para pekerja informal dan pelaku UMKM. Profil pemilik Easycash pun banyak memperoleh apresiasi atas pencapaian ini.

Melansir website resmi Easycash, platform di bawah naungan PT Indonesia Fintopia Technology adalah anak perusahaan dari Fintopia Inc. Perusahaan didirikan pada tahun 2015 dan berkantor pusat di Beijing, Tiongkok. Fintopia Inc. menyediakan layanan keuangan yang terjangkau bagi semua orang, terutama bagi mereka yang tidak memiliki rekening bank dan yang belum memiliki akses ke fasilitas keuangan. Fintopia Inc. dengan cepat berekspansi ke seluruh Asia dengan Indonesia sebagai pasar terbesar kedua berdasarkan volume transaksi.

Fintopia Indonesia didirikan pada tahun 2017, dengan produknya Easycash, memiliki lebih dari 24 juta pengguna terdaftar secara kumulatif dan telah memberikan total pinjaman akumulatif sebesar Rp30,5 triliun sejak didirikan. Perusahaan ini memiliki lebih dari 4 juta peminjam dengan berbagai latar belakang, seperti pemilik usaha kecil, petani, pelajar, dan profesi lainnya.

Easycash memiliki misi memberdayakan lembaga keuangan dengan teknologi, serta membentuk gaya hidup kredit pengguna berdasarkan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

Sementara itu, pemegang saham mayoritas Easycash adalah Mitou Hongkong Limited, perusahaan ini berdomisili di LAT / RM 1907 19 / F, Lee Garden One, 33 Hysan Avenue, Causeway Bay, Hong Kong. Mitou memiliki legalitas sebagai badan hukum di Hong Kong yang terdaftar pada 24 Juli 2015. Mitou memiliki 85% dari total saham Fintopia Indonesia yang terdiri dari 850.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp8.500.000.000.

Sebagian saham lain dipegang oleh Freddy Karyadi. Dia memiliki 15% dari total saham yang terdiri dari 150.000 saham dengan nilai nominal Rp1.500.000.000. Beliau juga merupakan salah satu dewan komisaris Fintopia Indonesia yang memberikan kontribusi besar bagi Fintopia Indonesia.

Freddy telah berpraktik hukum di Indonesia selama lebih dari dua dekade. Dia juga merupakan salah satu pionir yang berfokus pada Industri Digital dan mengepalai tim praktik Fintech. Dia memimpin tim ABNR dalam menangani banyak perusahaan dengan latar belakang Fintech dan teknologi.

Freddy adalah anggota dewan AFTECH (Asosiasi Fintech Indonesia) dan juga Dewan Editorial Journal of Derivatives and Financial Instruments of the International Bureau of Physical Documentation.

Dia secara konsisten dinilai sebagai pengacara top oleh beberapa publikasi Internasional termasuk Legal500, Jurnal Hukum Bisnis Asia (Vantage Asia), IFLR 1000, dan Asialaw selama setengah dekade terakhir.

Baca Juga: OJK Panggil Rupiah Cepat Usai Viral Ditransfer Dana Pinjol Tanpa Mengajukan

Per Maret 2025 ini, Easycash telah menyalurkan pinjaman Rp65,14 triliun sejak tahun pertama beropreasi pada 2017. Dalam masa itu, perusahaan juga telah memberikan pinjaman kepada 7,35 juta nasabah.

Head of Corporate Affairs Easycash, Wildan Kesuma mengatakan, kebanyakan perusahaan menyalurkan pinjaman ke pelaku UMKM. "Kami percaya bahwa dengan memberikan solusi keuangan yang tepat, UMKM dapat tumbuh lebih pesat dan berkontribusi lebih besar bagi perekonomian nasional," ujar Wildan di Jakarta.

Dalam menyalurkan pendanaan, Wildan menyebut, perusahaan memanfaatkan integrasi berbagai teknologi seperti Kecerdasan Buatan atau AI (Artificial Intelligence) dan Big Data untuk memperkuat aspek manajemen risiko perusahaan.

Teknologi yang dimiliki Easycash digunakan dalam proses electronic Know Your Customer (e-KYC) serta menentukan nilai kredit pengguna, sehingga pendanaan dapat disalurkan sesuai dengan profil risiko masing-masing penerima dana.

Di Indonesia, peran platform pinjaman daring dalam mendukung UMKM semakin signifikan. Per Agustus 2024, OJK mencatat outstanding pinjaman daring atau P2P lending ke UMKM badan usaha tumbuh 32,87 persn (YoY) menjadi Rp4,97 triliun, menegaskan peran pinjaman daring dalam mempercepat akses pendanaan bagi sektor usaha kecil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI