Global Gonjang-ganjing, Braze: Potensi Ekonomi RI Besar!

Kamis, 05 Juni 2025 | 12:54 WIB
Global Gonjang-ganjing, Braze: Potensi Ekonomi RI Besar!
Jumpa pers Braze di Jakarta, Kamis (5/6/2025). [Suara.com/Mohammad Fadil]

Suara.com - Perusahaan platform customer engagement asal Amerika Serikat (AS) Braze melihat potensi yang begitu besar terhadap ekonomi Indonesia meski kondisi global sedang mengalami gonjang-ganjing.

Vice President Braze untuk Asia-Pasifik (APAC) dan Gulf Cooperation Council (GCC) Shahid Nizami menilai Indonesia menjadi salah satu pasar yang paling menjanjikan bagi perusahaan penyedia solusi digital global.

"Kami melihat pasar Indonesia sangat potensial karena penduduk dan ekonominya sangat besar," ungkap Shahid dalam konferensi persnya di Jakarta, seperti ditulis Kamis (5/6/2025).

Potensi yang besar ini membuat perusahaan meningkatkan investasinya di Tanah Air dengan membangun data center.

Sementara itu, Franz Sihaloho sebagai Country Director juga mengamini kondisi ekonomi Indonesia yang ia bilang cukup stabil, dengan negara ke-4 dunia dan terbesar di Asia Tenggara dirinya menilai prospek bisnis di Tanah Air cukup menjanjikan.

"Braze di Indonesia merupakan yang kedua di Asia Pasifik setelah di Australia," ungkap Franz.

Menurutnya, investasi data center ini mempertegas komitmen jangka panjang Braze di Indonesia dalam mendukung pertumbuhan bisnis dan tujuan pemerintah untuk menjaga keamanan data di Indonesia.

"Investasi ini akan membantu perusahaan Indonesia meningkatkan customer engagement dengan lebih aman, sekaligus berkontribusi terhadap pengembangan infrastruktur dan talenta digital yang lebih luas di Indonesia,” ujarnya.

Dia menyebut kehadiran data center lokal berperan penting dalam membantu bisnis beroperasi dengan latensi yang lebih rendah, kepatuhan yang lebih baik, dan kepercayaan pelanggan yang lebih besar.

Baca Juga: Daftar Rute KA yang Dapat Diskon Tarif 30% hingga 31 Juli

"Investasi ini memperkuat komitmen Braze untuk berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi digital melalui pengembangan infrastruktur digital," katanya.

Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan bahwa fundamental perekonomian Indonesia tetap tangguh di tengah dinamika global yang masih menantang.

Bendahara Negara itu juga menjelaskan berbagai kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Hal ini disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita, Jumat (23/5/2025)

"Indonesia relatif masih terjaga Vietnam 6,9 persen, China 5,4 persen, Malaysia 4,4 persen," ungkap Sri Mulyani.

Negara lain seperti di Asia Tenggara, kata Sri Mulyani alami penurunan ekonomi lebih tajam dibandingkan Indonesia. Bahkan tidak sedikit negara yang harus alami negatif ekonomi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kanan) memberikan keterangan terkait peluncuran paket stimulus ekonomi di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/6/2025). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/agr]
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kanan) memberikan keterangan terkait peluncuran paket stimulus ekonomi di Kantor Kepresidenan, beberapa waktu lalu. [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/agr]

"Kalau kita lihat beberapa negara penurunannya cukup tajam, Singapura 3,8 persen, Thailand 3,1 persen. Beberapa negara Korea dan Jerman negatif growth berturut-turut jadi resesi," terangnya.

Meksiko, Italia dan Prancis hanya mampu tumbuh di bawah 1 persen.

"Dengan outlook pertumbuhan ekonomi dunia, relatif melemah akibat beberapa policy menciptakan uncertainty, harga komoditas mixed cenderung melemah seperti minyak," kata Sri Mulyani

Sebelumnya, di tengah pusaran dinamika ekonomi global yang penuh ketidakpastian, pasar yang bergejolak, dan derasnya arus transformasi teknologi, dunia usaha kini dihadapkan pada ujian sesungguhnya.

Pasalnya, usai laporan World Economic Outlook 2025 dari IMF pada April 2025 memberikan proyeksi yang kurang menggembirakan, dengan pertumbuhan ekonomi global 2025 diperkirakan melambat ke angka 2,8 persen dari proyeksi sebelumnya 3,3 persen, seiring meningkatnya ketidakpastian kebijakan dan tensi geopolitik global.

Indonesia pun tak luput dari imbasnya. Kendati demikian, ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan yang relatif kuat dan mencatatkan pertumbuhan positif.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I 2025 mencapai 4,87 persen.

Indonesia pun tak luput dari imbasnya. Kendati demikian, ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan yang relatif kuat dan mencatatkan pertumbuhan positif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI