Polemik Tambang Nikel di Raja Ampat, Ini Kata Aspebindo

Iwan Supriyatna Suara.Com
Senin, 09 Juni 2025 | 13:09 WIB
Polemik Tambang Nikel di Raja Ampat, Ini Kata Aspebindo
Kondisi salah satu pulau di Raja Ampat yang ditambang oleh perusahaan nikel. [IG Greenpeace Indonesia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Proses pengolahan nikel juga menghasilkan limbah yang berpotensi berbahaya jika tidak dikelola dengan baik. Selain itu, isu sosial juga perlu diperhatikan.

Konflik lahan antara perusahaan tambang dan masyarakat lokal seringkali terjadi. Kurangnya transparansi dan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dapat memperburuk situasi.

Untuk memastikan keberlanjutan industri nikel, pemerintah dan pelaku usaha perlu bekerja sama untuk mengatasi tantangan-tantangan ini.

Penerapan praktik pertambangan yang bertanggung jawab, pengelolaan limbah yang efektif, dan perlindungan hak-hak masyarakat lokal adalah kunci.

Investasi dalam teknologi ramah lingkungan dan pengembangan sumber daya manusia juga penting untuk menciptakan industri nikel yang berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi Indonesia.

Dengan pengelolaan yang bijaksana dan komitmen terhadap keberlanjutan, Indonesia dapat memanfaatkan potensi nikelnya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan berkontribusi pada transisi global menuju energi bersih.

Namun, kegagalan dalam mengatasi tantangan lingkungan dan sosial dapat merusak citra Indonesia dan menghambat pembangunan berkelanjutan. Masa depan nikel Indonesia bergantung pada kemampuan untuk menyeimbangkan antara kepentingan ekonomi, lingkungan, dan sosial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI