Suara.com - Microsoft (MSFT.O) berencana untuk memangkas ribuan pekerjaan, terutama di bagian penjualan.
Lantaran, raksasa teknologi tersebut merampingkan tenaga kerjanya di tengah meningkatnya investasi dalam kecerdasan buatan (Artificial Intelligence / AI).
Dilansir dari laman CBS News pada Jumat 20 Juni 2025, raksasa teknologi tersebut telah meningkatkan investasinya dalam AI, yang bertujuan untuk memperkuat kepemimpinannya karena perusahaan-perusahaan di seluruh industri mempercepat integrasi AI ke dalam produk dan layanan mereka.
Ternyata perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitif.
CEO Amazon Andy Jassy mengatakan pada hari Selasa bahwa peluncuran AI generatif dan agen akan mengurangi total tenaga kerja korporatnya dalam beberapa tahun ke depan.
Microsoft telah merencanakan belanja modal sebesar 80 miliar dolar AS tahun fiskal ini.

Hal ini sebagian besar ditujukan untuk memperluas pusat data guna mengurangi hambatan kapasitas untuk layanan AI.
Pemutusan hubungan kerja tersebut diharapkan akan diumumkan awal bulan depan, setelah berakhirnya tahun fiskal raksasa teknologi tersebut, kata laporan tersebut.
Microsoft menolak mengomentari laporan tersebut. Laporan tersebut menambahkan bahwa pemutusan hubungan kerja tidak akan secara eksklusif memengaruhi tim penjualan, dan waktunya masih dapat berubah.
Baca Juga: Kerugian Miliaran Rupiah akibat Demo di Yamaha Music, Investor Bisa Kabur ke Vietnam & Thailand
Sebelumnya, Microsoft memiliki 228.000 pekerja hingga Juni tahun lalu. Namun, pemutusan hubungan kerja terbaru ini menyusul putaran pemutusan hubungan kerja pada bulan Mei, yang memengaruhi sekitar 6.000 karyawan.
Padahal, perusahaan mendapatkan laba yang cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Dalam hal ini Microsoft melaporkan hasil yang lebih baik dari yang diharapkan, dengan laba bersih triwulanan sebesar 25,8 miliar dollar AS perkiraan yang optimis pada akhir April.
Ini mungkin gelombang PHK terbesar Microsoft sejak penghapusan 10.000 peran pada tahun 2023.
Pada bulan Januari, perusahaan mengumumkan gelombang kecil PHK yang berbasis kinerja.
"Pemutusan hubungan kerja baru ini tidak terkait dengan kinerja," kata juru bicara tersebut.