Di Hadapan Putin, Prabowo Sempat 'Flexing' RI Punya Stok Beras Melimpah

Achmad Fauzi Suara.Com
Sabtu, 21 Juni 2025 | 15:34 WIB
Di Hadapan Putin, Prabowo Sempat 'Flexing' RI Punya Stok Beras Melimpah
Presiden Prabowo Subianto berpidato pada acara Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025 di Rusia. [Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden]

Suara.com - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto melakukan flexing terhadap capaian besar Indonesia dalam sektor pertanian di hadapan dunia internasional.

Dalam pidatonya di St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 pada Jumat waktu setempat, Prabowo menyampaikan bahwa Indonesia mengalami peningkatan produksi beras dan jagung hingga 50 persen, di mana pencapaian tertinggi sejak kemerdekaan.

Mantan Menteri Pertahanan ini menyebut peningkatan tersebut merupakan hasil dari berbagai langkah reformasi yang ditempuh pemerintahannya sejak menjabat.

"Saya bangga berdiri di hadapan Anda sekalian. Kita telah mencapai peningkatan produksi beras dan jagung sekitar 50%. Dan ini merupakan peningkatan produksi terbesar secara agregat dalam sejarah Republik Indonesia," kata Prabowo dalam pidatonya yang disiarkan secara virtual, Sabtu (21/6/2025).

Tak hanya itu, Prabowo juga mengungkapkan Indonesia kini memiliki cadangan beras terbesar dalam sejarah, yakni sebanyak 4,4 juta ton. Ia menyatakan bahwa capaian ini diraih hanya dalam tujuh bulan masa kepemimpinannya.

Presiden Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dalam kunjungan resmi di Istana Konstantine Novsky, St. Petersburg, Rusia, Kamis (19/6/2025). [ANTARA FOTO/Genta Tenri Mawangi/app/nz]
Presiden Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dalam kunjungan resmi di Istana Konstantine Novsky, St. Petersburg, Rusia, Kamis (19/6/2025). [ANTARA FOTO/Genta Tenri Mawangi/app/nz]

"Dan sekarang kita memiliki 4,4 juta ton beras di gudang pemerintah kita, yang merupakan cadangan terbesar dalam sejarah Republik Indonesia. Hanya dalam beberapa bulan masa jabatan saya," beber Prabowo.

Menurutnya, capaian signifikan ini bukan semata hasil dari kebijakan biasa, melainkan dari reformasi besar-besaran di tubuh pemerintahan, termasuk dalam hal pemberantasan korupsi dan deregulasi.

"Kita telah meningkatkan efisiensi, kita berjuang keras melawan korupsi. Kita melakukan deregulasi, kita memangkas semua regulasi yang meningkatkan efisiensi, dan kita telah melihat hasil yang cepat," imbuh dia.

Sebelumnya, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia menginginkan kemitraan strategis dan kolaborasi sejati dengan negara-negara di dunia, bukan bantuan.

Baca Juga: Prabowo Gebrak SPIEF 2025 di Rusia: Indonesia Cari Kemitraan Strategis, Bukan Bantuan!

Hal itu dia sampaikan dalam pidato perdananya pada acara Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025 di Rusia.

Forum tersebut diketahui menjadi pertemuan penting bagi para pemimpin dunia, tokoh ekonomi, dan pelaku bisnis lintas kawasan.

"Kami membentuk dana kekayaan negara Danantara dengan aset USD 1 triliun dan anggaran investasi USD18 miliar tahun ini,” kata Prabowo di St Petersburg, Rusia, Jumat, 20 Juni 2025.

“Terbuka untuk strategi kerja sama, sama sekali bukan mencari bantuan atau kontribusi melainkan ingin kolaborasi sejati untuk kesejahteraan bersama," tambah dia.

Dalam pidatonya, Prabowo memperkenalkan Indonesia sebagai negara keempat dengan jumlah penduduk terbesar di dunia.

Dia juga menyebutkan soal potensi pertumbuhan ekonomi tinggi dan kekayaan sumber daya alam yang besar di Indonesia. Meski begitu, Prabowo menekankan pentingnya pemerintahan yang bersih dan intervensi negara untuk mengatasi ketimpangan serta memastikan pembangunan yang merata.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI