Suara.com - PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV OCBC Tahap I Tahun 2025 senilai Rp 1,5 triliun.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi diversifikasi pendanaan jangka menengah dan panjang OCBC.
Lantaran, untuk memperkuat struktur pendanaan serta mendukung pertumbuhan kredit yang berkualitas dan berkelanjutan.
"Penerbitan ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan IV OCBC dengan target dana yang dihimpun sebesar Rp8 triliun," kata Presiden Direktur OCBC, Parwati Surjaudaja dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (18/7/2025).
Terdapat beberapa seri obligasi yang diterbitkan pada tahap I ini, yakni Seri A, B, dan C dengan tenor waktu 370 hari, 3 tahun, dan 5 tahun dan bunga masing-masing adalah 6,25 persen, 6,45 persen, dan 6,55 persen.
Apalagi, melalui penerbitan Obligasi Berkelanjutan IV OCBC Tahap I Tahun 2025 senilai Rp 1,5 triliun menunjukkan komitmen kuat OCBC dalam mendukung penguatan aktivitas pasar modal nasional.
"Penerbitan ini juga sebagai salah satu strategi OCBC untuk menjaga struktur pendanaan tetap solid, sekaligus mendukung pertumbuhan kredit yang berkualitas, sesuai prinsip kehati-hatian,” katanya.
Sementara itu,Obligasi Berkelanjutan IV OCBC Tahap I Tahun 2025 senilai Rp 1,5 triliun mendapatkan peringkat AAA (idn)/stabil dari PT Fitch Ratings Indonesia, serta didukung juga oleh lima perusahaan sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi.

Sebagai informasi, senilai Rp 1,29 triliun, tumbuh 11 persen secara tahunan (year on year/YoY).
Pertumbuhan laba tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan operasional sebesar 13 persen YoY menjadi Rp 3,2 triliun.
Presiden Direktur OCBC Parwati Surjaudaja mengatakan, kinerja sepanjang tiga bulan pertama tahun ini mencerminkan strategi perseroan yang fokus pada pertumbuhan berkualitas.
"Meskipun di awal tahun ini masih diwarnai dengan dinamika kondisi makroekonomi global, pertumbuhan bank yang solid ini mencerminkan kepercayaan nasabah terhadap bank yang tetap terjaga," imbuhnya.
Baca Juga: BI Terus Beri Amunisi Senilai Rp 376 Triliun untuk Likuiditas Perbankan
Pada periode tersebut, perseroan menghimpun dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 21 persen menjadi Rp 217,7 triliun, terdongkrak pertumbuhan deposito berjangka sebesar 40 persen YoY dan dana murah (CASA) sebesar 7 persen YoY.
Dari sisi pembiayaan, kredit konsumer tumbuh 16 persen YoY, dan kredit perbankan bisnis tumbuh sebesar 10 persen YoY.
Selain itu, per 31 Maret 2025, perseroan telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan (sustainable financing) dengan pertumbuhan sebesar Rp 1,3 triliun atau 4 persen YoY.
Di mana 45 persen di antaranya dalam bentuk sustainability-linked loan dan pembiayaan hijau (green financing).
Kondisi likuiditas perseroan berada dalam kondisi baik dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) sebesar 259 persen, jauh di atas ketentuan regulator. Sementara itu, rasio kredit bermasalah bruto (NPL Gross) sebesar 1,7 persen dan NPL Net di angka 0,7 persen.
Pada kuartal pertama 2025 ini, jumlah transaksi melalui e-channel OCBC mencatatkan pertumbuhan hingga 85 persen YoY.