IMF Minta Negara Berkembang Pilih Restrukturisasi Utang

Senin, 21 Juli 2025 | 13:22 WIB
IMF Minta Negara Berkembang Pilih Restrukturisasi Utang
IMF (Antara)

Suara.com - Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan risiko terkait ketegangan perdagangan yang terus membayangi prospek ekonomi global. Adapun, ketidakpastian tetap tinggi dikarenakan tarif Trump akan berlaku pada Agustus mendatang.

Deputi Direktur Pelaksana Pertama IMF, Gita Gopinath, mengatakan bahwa IMF akan memperbarui proyeksi ekonomi globalnya pada akhir Juli. Hal ini dilakukan agar bisa memberikan proyeksi perbaikan kondisi keuangan setiap negara.

Gopinath menyampaikan kepada para pejabat keuangan dari Kelompok G20 untuk potensi risiko ekonomi global. Salah satunya memiliki agenda besar dalam menanganI ekonomi utama mengenai ketegangan perdagangan terus memperumit prospek ekonomi.

"Meskipun kami akan memperbarui prakiraan global kami pada akhir Juli, risiko penurunan terus mendominasi prospek dan ketidakpastian tetap tinggi," ujarnya dalam teks sambutannya dilansir CNBC International, Senin (21/7/2025).

Ia mendesak negara-negara untuk menyelesaikan ketegangan perdagangan dan menerapkan perubahan kebijakan guna mengatasi ketidakseimbangan domestik yang mendasarinya. Termasuk mengurangi pengeluaran fiskal dan menempatkan utang pada jalur yang berkelanjutan.

Bagi negara-negara berkembang dengan utang yang tidak berkelanjutan, langkah-langkah proaktif sangat penting. IMF pun menyarankan untuk mekanisme restrukturisasi utang yang tepat waktu dan efisien.

Tujuan utama restrukturisasi utang adalah untuk membantu negara tersebut menghindari gagal bayar dan menjaga stabilitas ekonomi

"Lebih banyak pekerjaan diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut, termasuk mengizinkan negara-negara berkembang untuk mengakses Kerangka Kerja Bersama G20 untuk Restrukturisasi Utang," tambahnya.

Sebelumnya, pada bulan April, IMF memangkas proyeksi pertumbuhannya untuk Amerika Serikat, Tiongkok, dan sebagian besar negara, dengan alasan dampak tarif impor AS. Dampak tarif kini mencapai titik tertinggi dalam 100 tahun terakhir dan memperingatkan bahwa meningkatnya ketegangan perdagangan akan semakin memperlambat pertumbuhan.

Baca Juga: Utang RI Membengkak, Sri Mulyani Tetap Santai: Masih Prudent dan Terukur

Saat itu, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan global sebesar 0,5 poin persentase menjadi 2,8% untuk tahun 2025, dan sebesar 0,3 poin persentase menjadi 3%. Para ekonom memperkirakan akan ada sedikit revisi ke atas ketika IMF merilis proyeksi terbarunya pada akhir Juli.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI