Alasan Banyak Driver Ojol Tetap Narik Penumpang dan Tak Peduli Ada Demo

Achmad Fauzi Suara.Com
Senin, 21 Juli 2025 | 20:01 WIB
Alasan Banyak Driver Ojol Tetap Narik Penumpang dan Tak Peduli Ada Demo
Massa Driver ojek online (ojol) yang tergabung dalam Aliansi Taktis 'Aksi 177' URC Bergerak Bersama menggelar aksi demo di kawasan Monas, Jakarta, Kamis (17/7/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Suara.com - Asosiasi Pengemudi Ojek Online (Ojol) Garda Indonesia menggelar demo hari ini (21/7/2025) di sekitar Istana Kepresidenan Jakarta. Namun, tidak semua driver ojol ikut dalam aksi massa tersebut. 

Padahal sebelumnya, Ketua Garda Indonesia Raden Igun Wicaksono bilang ribuan driver ojol akan melakukan offbid massal alias mematikan aplikasi.

Ketua Presidium KON, Andi Kristiyanto, mengatakan poin tuntutan yang diajukan para driver ojol yang demo berbeda dengan keinginan pengemudi lainya. 

Sejumlah massa aksi ojol di Kawasan Monas Jakarta berada di sekitar mobil komando saat demonstrasi yang digelar Senin (21/7/2025). [Suara.com/Faqih]
Sejumlah massa aksi ojol di Kawasan Monas Jakarta berada di sekitar mobil komando saat demonstrasi yang digelar Senin (21/7/2025). [Suara.com/Faqih]

Adapun, dalam demo itu, para driver menuntut pengubahan skema pendapatan, di mana 90 persen untuk driver, sisanya 10 persen untuk aplikator.

"Beberapa poin tuntutan aksi kita berbeda, dan kami tetap menganggap bahwa tuntutan tersebut hanya mewakili segelintir ojol dan sarat dengan kepentingan pribadi atau golongan atau kelompok tertentu, serta ada indikasi muatan politis," ujarnya kepada wartawan, Senin (21/7/2025).

Sementara, Ketua Forum Komunitas Driver Online Indonesia, Rahman Thohir, menilai tuntutan untuk menurunkan potongan komisi tidak berdampak pada pengemudi secara langsung.

"Dalam KP 1001 tahun 2022 memang diatur potongan 20 persen itu. 15 persen potongan langsung dan 5 persen potongan tidak langsung untuk kesejahteraan mitra. Ada aplikator yang memang menerapkan ini berupa voucher voucher swadaya. Nah kalau ini dihilangkan jadi 10 persen apakah ini ada lagi nanti?, jelasnya.

Rahman justru meminta driver ojol agar bisa mengawasi penerapan potongan komisi sebesar 5 persen yang dialokasikan untuk kesejahteraan pengemudi dibanding terus menuntut penurunan potongan komisi menjadi 10 persen.

"Kami menghimbau teman-teman lihat yang penerapan 5 persen ini apakah benar-benar dimanfaatkan untuk kesejahteraan mitra. 5 persen ini yang kita pantaulah," kata Rahman.

Baca Juga: Diadang Aparat atau Kurang Peminat? Misteri Sepinya Demo Akbar Ojol di Monas

Sebelumnya, Demo yang bertema 'Aksi Kebangkitan Jilid II Transportasi Online Nasional 217' ini dilakukan di kawasan silang Monas, Gambir, Jakarta Pusat. 

Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono mengatakan Aksi 217 akan berlangsung lebih besar dari aksi-aksi sebelumnya.

Aksi ini sebagai bentuk akumulasi kekecewaan para pengemudi online dan kurir online atas tidak tegas dan tidak responsifnya Kementerian Perhubungan.

"Semenjak tidak ada tindak lanjut konkrit dari pemerintah yang mengatur regulasi transportasi online hingga sudah dua bulan berlalu sejak para pengemudi transportasi online melakukan demo besar ojol pada 20 Mei 2025 dan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI," kata Igun dalam keterangannya, Senin (22/7/2025).

Igun mengatakan, dalam aksi kali ini ada sekitar 50 ribu pengemudi ojol yang akan turun ke jalan.

Adapun tuntutan para pengemudi ojol, yakni pertama negara harus membuatkan Undang-undang Transportasi Online atau Perppu. Kedua, biaya aplikasi 10 persen harga mati. Ketiga, regulasi tarif antaran barang dan makanan, keempat, audit aplikator. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI